Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Persaingan Antarmaskapai Makin Sengit

Tingkat persaingan antar maskapai niaga dalam mengangkut pengguna jasa angkutan udara dari dan ke Papua diprediksi kian ketat seiring dengan geliat pertumbuhan ekonomi di Pulau Cendrawasih itu.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat persaingan antar maskapai niaga dalam mengangkut pengguna jasa angkutan udara dari dan ke Papua diprediksi kian ketat seiring dengan geliat pertumbuhan ekonomi di Pulau Cendrawasih itu.

Ketua Penerbangan Berjadwal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto mengatakan saat ini permintaan jasa angkutan udara menuju Papua, khususnya dari Jawa memang terbilang cukup tinggi.

Menurutnya, peningkatan permintaan itu disebabkan oleh upaya pemerintah yang tengah mempercepat pembangunan infrastruktur Papua. Alhasil, mobilitas atau pergerakan di Papua menjadi tumbuh cukup tinggi.

“Investasi pemerintah menyebabkan orang bolak balik ke Papua, baik itu pemerintah daerah, pusat, swasta maupun BUMN. Tentunya, untuk dapat mengakomodir pergerakan ini, butuh transportasi udara,” katanya di Jakarta, Senin (13/2/2017).

Bayu menilai, pembangunan infrastruktur oleh pemerintah itu juga mendorong geliat ekonomi setempat. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu faktor utama yang menjadi pertimbangan maskapai ketika berekspansi.

Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi Maluku dan Papua pada tahun lalu mencapai 7,45% atau tertinggi dibandingkan dengan pulau lainnya, seperti Sumatera sebesar 4,29%, Jawa 5,5%, Sulawesi 7,42%, Kalimantan 2,2%, Bali dan Nusa Tenggara 5,89%.

“Saya tidak tahu angka detailnya, tetapi jumlah frekuensi terbang dari Jawa ke Papua itu saat ini sudah tumbuh sekitar tiga kali lipat dari lima tahun yang lalu, dan maskapai pasti akan mengikuti terus,” tuturnya.

Bayu memprediksi frekuensi terbang dari dan ke Papua akan tumbuh sangat cepat, apalagi infrastruktur transportasi udara di Papua juga terus dikembangkan antara lain seperti bandara, landas pacu dan peralatan navigasi penerbangan.

Maskapai niaga berjadwal yang akan menambah layanan penerbangan menuju Papua antara lain Sriwijaya Air. Maskapai besutan Chandra Lie itu berencana membuka rute penerbangan langsung Surabaya-Jakarta pada 24 Februari 2017.

Senior Manager Corporate Communication Sriwijaya Air Group Agus Soedjono mengatakan dibukanya penerbangan langsung rute Surabaya-Jayapura itu disebabkan adanya peningkatan permintaan pelanggan yang cukup signifikan.

“Mobilitas dan permintaan pelanggan terhadap rute ini cukup tinggi peminatnya. Dengan direct flight, kami harap pelanggan dapat menempuh perjalanan dengan hanya hitungan beberapa jam saja,” ujarnya.

Agus menambahkan, Sriwijaya Air nantinya akan melayani rute Surabaya-Jayapura sebanyak 4 kali per pekan dengan mengoperasikan pesawat Boeing B737-800NG yang berkapasitas 189 kursi.

Selain Sriwijaya, maskapai berbiaya hemat (low cost carrier/LCC) Citilink Indonesia juga membuka penerbangan menuju Jayapura dari dua kota besar di Pulau Jawa, yakni Jakarta dan Surabaya pada 23 Januari 2017 yang lalu.

Anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) itu melayani penerbangan dari Jakarta dan Surabaya menuju Papua sebanyak 1 kali per hari (daily flight) dengan mengoperasikan pesawat A320 berkapasitas 180 kursi.

Tingkat keterisian kursi pesawat (load factor) Citilink, dari Jakarta dan Surabaya ke Papua diklaim cukup baik. Satu pekan sebelum penerbangan perdana, Citilink mencatatkan tingkat keterisan kursi pesawat sebesar 70%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper