Bisnis.com, JAKARTA– Perusahaan jasa finansial UBS Wealth Management menyatakan klien-kliennya siap untuk meningkatkan kepemilikan mereka di emerging markets.
Michael Bolliger, head of emerging-market asset allocation UBS, memprediksikan return kelas aset berdigit tunggal tahun ini.
Klien-klien UBS, dengan total aset senilai US$2,1 triliun, merasa nyaman berinvestasi di negara-negara berkembang.
Menurutnya, keinginan klien UBS tersebut berdasarkan kuatnya performa saham dan obligasi di negara berkembang dinilai pada 2016 serta berlanjutnya aliran uang pada tahun ini.
“[2016] merupakan tahun yang baik dan memberi kesan pada orang-orang. Diperlukan beberapa kuartal performa yang baik bagi mereka untuk memanas dan menjadi lebih tertarik. Inilah yang terjadi sekarang,” kata Bolliger, seperti dikutip dari Bloomberg (Rabu, 1/2/2017).
Stimulus bank sentral yang belum pernah terjadi sebelumnya telah memicu perburuan global untuk return yang lebih tinggi tahun lalu serta mendorong permintaan untuk aset negara berkembang.
Menurut data EPFR Global, minat investor masih kuat sepanjang pekan yang berakhir pada 25 Januari, dengan aliran dana untuk pembelian saham-saham emerging market senilai US$1 miliar. Jumlah tersebut adalah yang terbesar dalam tiga bulan.