Bisnis.com, JAKARTA - Produsen tepung terigu dalam negeri jaga kestabilan harga seiring dengan peningkatan konsumsi tepung terigu hingga akhir 2016.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Terigu Indonesia (Aptindo) Franciscus Welirang mengungkapkan kunci kestabilan harga tepung terigu dengan menjaga tingkat persediaan dan permintaan.
"Pertumbuhan permintaan harus seiring dengan kapasitas produksi yang terus bertambah," kata Fransciscus kepada Bisnis.com, di Jakarta, Kamis (15/12/2016).
Tren konsumsi tepung dalam negeri terus meningkat. Pada 2016, konsumsi tepung terigu di Indonesia meningkat sebesar 7% secara yoy. Tercatat tren pertumbuhan dimulai sejak 2013 dan hanya mengalami penurunan 1% pada 2014 ke 2015.
Fransciscus menjelaskan produsen dalam negeri harus mampu bersaing dengan produk tepung terigu impor dalam hal kualitas. Dengan demikian, para pelaku usaha dapat mempertahankan daya jual produk mereka di pasaran.
Dia menambahkan saat ini jumlah terigu impor 25% dibandingkan dengan produksi dalam negeri. Menurutnya, masuknya produk impor tidak dapat dihindari sehingga para produsen dituntut untuk bersaing secara sehat.
Dalam rentang lima tahun, harga pasaran terigu selalu berada di bawah beras. Berdasarkan data BPS selama 2008 – 2013 indeks volatitas harga terigu berada 20% lebih rendah dari volatilitas harga beras.