Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) untuk mendukung pengembangan kawasan desa wisata geothermal di daerah operasi produksi energi panas bumi yang dilakukan perseroan.
Penandatanganan nota kesepahaman tersebut dilakukan oleh Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara dengan Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Irfan Zainuddin di sela-sela Rakornas Kepariwisataan ke-IV di Jakarta, Selasa (6/12).
Irfan mengatakan Indonesia punya banyak potensi sumber daya alam panas bumi yang jika dikelola dengan baik dapat menjadi salah satu destinasi pariwisata nusantara.
"Indonesia punya banyak gunung api dan daerah sumber panas bumi itu punya potensi wisata, tetapi di Indonesia panas bumi hanya dikenal sebagai energi terbarukan atau green energi. Padahal sebenarnya ada pemanfaatan langsung yang bisa dilakukan yaitu di bidang pariwisata," kata Irfan.
Dia menjelaskan, program pemanfaatan daerah operasi geothermal menjadi kawasan pariwisata telah dilakukan oleh sejumlah negara seperti Islandia, New Zealand, Jepang, serta beberapa negara di kawasan Eropa.
Adapun bentuk atraksi wisata yang ditawarkan di desa wisata tersebut nantinya berupa wisata minat khusus untuk pemandian air panas alami. Selain itu, lanjut Irfan, tak tertutup kemungkinan para wisatawan juga dapat menyaksikan operasi produksi energi terbarukan.
PGE telah memulai proyek percobaan untuk kawasan desa wisata geothermal di Kamojang, Jawa Barat. Berikutnya nanti program serupa akan dilakukan di daerah operasi PGE lainnya seperti di Lahendong, Sulawesi Utara; serta di Ulubelu, Lampung.
Dengan adanya nota kesepahaman bersama Kementerian Pariwisata tersebut, dia berharap kampanye pengembangan desa wisata geothermal dapat diperluas di berbagai daerah di Indonesia.
PGE memiliki 12 wilayah kerja panas bumi dengan total kapasitas 532 MW yang dihasilkan dari empat area yakni Kamojang, Ulubelu, Lahendong, serta Sibayak.