Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian menilai penghiliran industri di sektor agro belum maksimal, terutama pada komoditas kakao, teh, dan kopi yang diakibatkan oleh beberapa hambatan yang mengakibatkan rendahnya utilitas pabrik.
Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian Willem Petrus Riwu menilai industri hulu hingga hilir di dalam negeri masih timpang akibat ketersediaan bahan baku yang masih sering kali terhambat.
“Tidak imbang lah. Contohnya kapasitas produksi kakao kita sekitar 800.000 ton per tahun. Nah, yang bisa dipasok bahan bakunya cuma setengahnya. Dulu itu bijinya dianggap banyak, begitu ada kebijakan bea keluar dan sebagainya sehingga investor besar pada datang pasang mesin, ternyata kita kekurangan. Jadi mereka protes. Utilitas tinggal 50%,” ujarnya kepada Bisnis.com pada Minggu (27/11/2016).
Produktivitas kebun penghasil kakao masih rendah, sementara untuk mengimpor bahan baku terhambat oleh Permentan No. 13/2016 tentang impor tanaman segar yang mengharuskan hasil produksi diuji di laboratorium sehingga memakan waktu lama. “Harus ada sertifikat luar negeri bahwa ini tidak mengandung ABCD. Jadi kelamaan keburu busuk,” ujarnya.
Kendati demikian, Kementerian Perindustrian telah memetakan penghiliran bagi industri kakao, seperti yang dicantumkan dalam Rencana Pengembangan Industri Naisonal (RIPIN), seperti dengan bantuan mesin di sentra produksi biji kakao.
Adapun untuk industri pengolahan teh masih terbilang bagus, tapi akibat pemangkasan anggaran di kementerian mengakibatkan beberapa program terkait teh seperti pembinaan dan permesinan terhambat.
Menurut data Badan Pusat Statistik, produksi daun teh kering di Indonesia mencapai 154.598 ton pada 2015, naik tipis sekali dari setahun sebelumnya yaitu 154.368 ton.
Lain halnya dengan kakao, Willem mengatakan untuk industri kopi pertumbuhannya cukup bagus dengan kapasitas sekitar 600.000 ton per tahun. Namun, dengan menguatnya ekspor bijih kopi, dikhawatirkan penghiliran kopi tidak berjalan dengan maksimal karena permintaah bijih kopi Indonesia di luar negeri juga tinggi.
Salah satu tumpuan penghiliran bagi komoditas kopi adalah dengan berkembangnya kafe dan warung kopi.