Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia telah menerbitkan 845 lisensi Foreign Law Enforcement Gorvenance and Trade (FLEGT) untuk ekspor produk kayu ke Uni Eropa senilai US$24,96 juta, hanya dalam kurun waktu sepekan yakni 15-23 November 2016.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam Perayaan Nasional Peluncuran FLEGT Indonesia di Jakarta, Kamis, menyatakan lisensi tersebut untuk tujuan ekspor ke 24 negara di Uni Eropa terdiri atas produk panel, furniture, woodworking, kerajinan, chips, kertas dan perkakas.
Dia menyebutkan produk panel menempati peringkat pertama dalam ekspor produk berlisensi FLEGT dengan nilai 11,92 juta dolar AS, disusul furniture senilai US$7,25 juta.
"Sertifikat FLEGT Indonesia setingkat sertifikat Uni Eropa ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan daya kompetitif produk Indonesia untuk menembus pasar baru," kata Darmin di Gedung Manggala Wanabakti Jakarta.
Pada kesempatan itu hadir juga Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, Duta Besar Komisi Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerand, serta pelaku usaha industri produk kayu maupun kalangan lembaga sertifikasi.
Dalam Perayaan Penerbitan Lisensi FLEGT Indonesia, Menko Perekonomian Darmin Nasution menyerahkan piagam penghargaan lisensi FLEGT Perdana kepada 10 eksportir yang telah memperoleh sertifikat tersebut mewakili 100 eksportir.
Kemudian bersama Menteri LHK dan Dubes UE untuk Indonesia, Darmin juga melepaskan ekspor produk kayu ke Uni Eropa.
Selain itu diserahkan piagam penghargaan kepada 14 lembaga penerbit lisensi FLEGT sejak 15-23 November 2016.
Sementara itu di tempat terpisah, yakni di Cakung, Jakarta Timur juga dilakukan pelepasan ekspor produk kayu oleh Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo) sebanyak 23 peti kemas dengan tujuan Jerman, Inggris dan Belgia.
Kemudian di Batang Jawa Tengah pelepasan ekspor oleh Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia (ISWA) berupa satu peti kemas berusi produk kayu lapis dengan tujuan Belgia dan Jerman.
Sedangkan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) mengirim satu peti kemas berisi produk kertas dengan tujuan Yunani.
"Ini momentum Indonesia untuk merebut pasar kayu dari negara-negara pesaing," ujar Darmin.
Menurut dia, saat ini kontribusi sektor kehutanan terhadap produk domestik bruto sebanyak satu persen sedangkan kontribusi terhadap perpajakan nasional mencapai 1,3% dengan perolehan devisa dari ekspor sebanyak US$5,4 miliar hingga Agustus 2016.
Sementara itu Menteri LHK Siti Nurbaya menyatakan penerapan prinsip legalitas dan kelestarian dalam skema Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) merupakan upaya memerangi pembalakan liar di Indonesia.
"Indonesia membuktikan komitmen pada pasar Uni Eropa dan pasar global lain untuk menerapkan skema perdagangan kayu berkelanjutan yang sekaligus menjamin kelestarian hutan kita," katanya.
Menurut data Kementerian LHK, nilai ekspor produk kayu Indonesia terus meningkat sejak diberlakukannya SVLK pada 2013 yakni dari US$10,4 miliar menjadi US$10, 6 miliar pada 2015.
EKSPOR KAYU: Indonesia Terbitkan 845 Lisensi FLEGT
Indonesia telah menerbitkan 845 lisensi Foreign Law Enforcement Gorvenance and Trade (FLEGT) untuk ekspor produk kayu ke Uni Eropa senilai US$24,96 juta, hanya dalam kurun waktu sepekan yakni 15-23 November 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu
Ramalan Nasib United Tractors (UNTR) 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
27 menit yang lalu
Prabowo Raih Komitmen Investasi US$7 Miliar dari BP, Ini Rinciannya
40 menit yang lalu
Kunjungan ke Inggris, Prabowo Raih Komitmen Investasi US$8,5 Miliar
3 jam yang lalu