Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menyiapkan pola khusus mengoptimalkan konsumsi gas alam cair untuk memenuhi kebutuhan listrik di Maluku, dan Papua guna mendukung 54 pembangkit listrik tenaga gas (PLTG).
Adapun, di Maluku dan Papua, rencananya akan dibangun 54 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). Dengan demikian, upaya optimasi konsumsi gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) akan sangat berperan untuk memastikan seluruh pembangkit mendapat pasokan gas yang cukup.
Untuk merealisasikan upaya tersebut, Kepala Satuan Gas dan BBM PLN Chairani Rachmatullah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Regional Manager Kellog Brown and Root (KBR) Indonesia Keith Garry.
Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka mengatakan desain akan menjadi bagian realisasi rencana pemerintah untuk menciptakan pipa penyaluran virtual guna memudahkan distribusi gas di Indonesia Timur.
Menurutnya, hal tersebut sangat penting mengingat kontribusi pembangkit bertenaga gas sebesar 38% atau 13.400 mega watt dari total proyek 35.000 MW.
"Desain ini merupakan bagian dari rencana pemerintah dalam menciptakan virtual pipeline untuk memasok gas ke Indonesia Timur," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Rabu (16/11/2016).
Pihaknya pun berharap kendala transportasi gas ke lokasi pembangkit bisa teratasi. Pasalnya, PLN nantinya memiliki pola logistik khusus yang terhubung dengan infrastruktur terminal LNG untuk seluruh pembangkit gas guna mendukung proyek 35.000 MW.
"Diharapkan kendala sulitnya transportasi gas ke lokasi pembangkit listrik yang tersebar di beberapa kepulauan di Indonesia dapat teratasi," katanya.
Adapun, pemanfaatan gas di sektor ketenagalistrikan selain lng yakni gas pipa dan gas terkompresi (CNG). Penggunaan bahan bakar gas akan semakin meningkat dan mengganti bahan bakar minyak dan batubara yang kini masih mendominasi. Dia memperkirakan penggunaan LNG untuk kebutuhan ketenagalistrikan naik menjadi 300% pada 2025.
"Penggunaan LNG akan meningkat sekitar 300% pada 2025."
Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmaja Puja mengatakan pihaknya telah menyiapkan 58,32 kargo gas alam cair (LNG) guna menyuplai kebutuhan ketenagalistrikan pada 2017. Menurutnya, alokasi tersebut sebenarnya melebihi kebutuhan demi mengamankan kebutuhan gas bagi beberapa proyek pembangkit.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, kebutuhan gas untuk ketenagalistrikan naik setiap tahunnya. Tahun 2017, katanya, kebutuhan gas ketenagalistrikan sebesar 51,18 kargo. 2018, 56,63 kargo. 2019, naik menjadi 93,13 kargo dan 2020 menjadi 110,40 kargo.