Bisnis.com, JAKARTA - Sektor ekonomi kreatif digadang-gadang mampu menjadi tulang punggung ekonomi nasional pada masa mendatang menggantikan komoditas.
Deputi II Bidang Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo mengatakan momen penurunan kinerja ekspor komoditas semestinya jadi titik balik pemerintah supaya menata ulang sektor-sektor penopang perekonomian RI.
“Momen penurunan komoditas harus jadi momen bagi ekonomi kreatif menjadi andalan perekonomian nasional,” tuturnya di sela Simposium Nasional bertajuk Membangun Komitmen Perbankan bagi Ekonomi Kreatif, di Jakarta, Selasa (15/11/2016).
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menginginkan bantuan presiden untuk mensingkronisasikan kebijakan-kebijakan terkait ekonomi kreatif. Sektor ini dinilai berpeluang tumbuh subur mengingat kontribusinya terhadap PDB baru 7% dengan serapan tenaga kerja 12 juta orang.
Secara umum terdapat 16 subsektor ekonomi kreatif yang diprioritaskan Bekraf. Tiga sektor dengan kontribusi terbesar terhadap kinerja ekspor nasional adalah kuliner, fesyen, dan kerajinan. Porsi ketiganya setara 77% perolehan ekspor 16 subsektor prioritas ekonomi kreatif.
“Guna menjadi tulang punggung ekonomi nasional maka harus dibangun ekosistem yang kondusif bagi perkembangan ekonomi kreatif, salah satunya terkait kemudahan akses permodalan,” ujar Fadjar.
Bekraf menekankan perlunya dukungan industri perbankan untuk memberikan akses permodalan yang lebih mudah dijangkau pelaku ekonomi kreatif. Lebih jauh dinyatakan perlunya skema pinjaman khusus yang sesuai dengan karakter bisnis kreatif , seperit film, music, animasi, fesyen, kuliner, dan kerajinan.