Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HIPMI: Keluarkan Kebijakan yang Untungkan Pengusaha Pemula

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mendorong pemerintah dapat mengeluarkan lebih banyak kebijakan yang dapat menguntungkan para pengusaha pemula di Tanah Air.
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mendorong pemerintah dapat mengeluarkan lebih banyak kebijakan yang dapat menguntungkan para pengusaha pemula di Tanah Air./Bisnis
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mendorong pemerintah dapat mengeluarkan lebih banyak kebijakan yang dapat menguntungkan para pengusaha pemula di Tanah Air./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mendorong pemerintah dapat mengeluarkan lebih banyak kebijakan yang dapat menguntungkan para pengusaha pemula di Tanah Air.

"Hipmi konsisten untuk mendorong kebijakan-kebijakan pemerintah dalam mengembangkan bisnis pengusaha pemula," kata Ketua Umum Hipmi Bahlil Lahadalia dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (11/11/2016).

Menurut Bahlil, dorongan tersebut selaras dengan fakta bahwa Hipmi merupakan satu-satunya organisasi kewirausahaan tertua di Indonesia.

Bahlil dalam sejumlah kesempatan lainnya juga menyoroti fenomena penguasaan praktik usaha yang dilakukan oleh sejumlah korporasi besar sehingga berpotensi menghambat pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM).

"Usaha-usaha besar menguasai praktik usaha dari hulu sampai hilir. Secara vertikal dia kuasai semua, tidak ada ruang bagi UKM untuk berpartisipasi di dalamnya dari hulu sampai hilir," katanya.

Menurut Bahlil, sebagian besar konglomerasi di Indonesia mempraktikkan strategi besar ini. Misalnya, banyak peritel modern yang saat ini menguasai mulai dari bertani, distribusi, sampai penjualan, dikerjakan oleh pihak peritel modern itu sendiri.

Dia berpendapat penguasaan rantai pasok dari A sampai Z itu membuat UKM sukar masuk ke dalam ekosistem bisnisnya sehingga UKM tersebut juga sukar melompat menjadi usaha besar.

"Usaha mikro ke kecil pertumbuhannya cepat sekali sebab ada banyak macam bantuan yang mereka dapat mulai dari KUR, CSR, hibah, dan sebagainya. Begitu juga dari kecil ke menengah," katanya.

Namun, lanjutnya, sangat berat bagi usaha menengah untuk menjadi usaha besar karena selain masalah pembiayaan, juga pasarnya tiba-tiba menjadi mentok.

Bahlil mengemukakan, kalau konglomerasi atau industri besar tidak melakukan monopoli maka akan tercipta ruang besar bagi usaha menengah untuk mendapat pasar yang lebih besar sehingga dia bisa naik kelas lagi menjadi usaha besar.

Dia mengingatkan bahwa hal ini sangat berbeda dengan industri dan usaha besar di Jepang dan negara-negara maju. Menurut dia, industri besar di sana selalu ditopang oleh UKM-UKM yang ikut memasok dan menjadi mata rantai usaha di negsra-negara itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper