Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah serius membangun dan memperluas bandara-bandara utama dalam program Open Sky sekaligus mengutamakan penggunaaan teknologi untuk memudahkan perjalanan penumpang dari rumah menuju bandara.
Yudhi Sari Sitompul, Direktur Bandar Udara, Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, menyatakan pemerintah sudah berkomitmen mengoptimalisasi lima bandara utama dalam program Open Sky yaitu Bandara Kualanamu (Medan), Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang), Bandara Juanda (Surabaya), Bandara Ngurah Rai (Denpasar), dan Bandara Hasanuddin (Makassar).
“Biasanya kota-kota besar, airportnya melayani penumpang dari beberapa kota. Ini menjadi pencegah ekspansi bandara di kota-kota baru,” jelas Yudhi Sari pada Seminar Airport Solutions, di Jakarta Convention Center, Kamis (10/11/2016).
Padahal dengan pembukaan bandara baru, tingkat kepadatan pada bandara-bandara utama bisa dialihkan. Yudhi menegaskan bandara juga perlu dibuka pada area-area yang terisolasi (isolated area) dengan tujungan mengembangkan konektivitas.
Standar bandara tersebut juga harus bisa menampung penerbangan dengan pesawat sebanyak 50 penumpang.
Selain itu, Yudhi mengatakan alasan lain bandara-bandara perlu dikembangkan dan diperluas ialah untuk membantu penyelamatan korban-korban bencana alam. Dengan demikian pesawat berjenis Hercules C-130 dengan total 50 penumpang bisa mengevakuasi korban bencana alam dan mendistribusikan obat-obatan serta logistik.
“Jika memungkinkan maka bandara bisa difungsikan sebagai crisis center untuk mengurus korban bencana alam,” tuturnya.
Dia pun mengimbau kepada operator bandara untuk membangun passenger terminal sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 178 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Pengguna Jasa Bandar Udara. Dalam beleid itu tercatat, untuk bangunan passenger terminal domestik harus seluas 14 m2. Sementara untuk bangunan passenger terminal internasional seluas 17 m2.
Mochamad Asrori, Direktur Marketing dan Bisnis PT Angkasa Pura I (Persero) menyatakan, sebagai pengelola 13 bandara di Indonesia, perusahaannya sudah menyiapkan rencana pengembangan bandara pada 2015-2024.
Pasalnya, ada 7 bandara yang akan dikembangkan oleh AP I yaitu Bandara Ahmad Yani (Semarang), Bandara Syamsuddin Noor (Banjarmasin), Bandara Kulonprogo (Yogyakarta), Bandara Juanda (Surabaya), Bandara Hasanuddin (Makassar), Bandara Ngurah Rai (Bali), dan Bandara Internasional Lombok Praya.
Selain itu, untuk pengembangan berikutnya, pelayanan di bandara sekarang harus berbasis Smart Airports. “Smart Airports itu berbasis mobile device, meliputi informasi kebutuhan personal, informasi real-time, ada nilai tambah, dan promosi dari ritel di dalam bandara,” tutur Asrori.
Sistem Smart Airports yang akan dikembangkan oleh AP I ini memberikan layanan untuk menghubungkan antar penumpang, pegawai dan juga tenant dalam bandara untuk mendorong kegiatan bisnis di dalam bandara.
“Bandara yang masuk golongan World Class Services ke depannya harus bisa mengomunikasikan, mengolaborasikan, dan mengontrol layanan antar bandar, bandara dengan maskapai, pegawai bandara, penumpang, control centers, dan pihak ketiga lainnya,” ungkap Asrori.