Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Skala Usaha Peternak Unggas Mandiri Terus Turun

Skala usaha peternak unggas mandiri terus mengalami penurunan, ditunjukkan dengan output dari usaha mereka yang saat ini sebesar 17.000 ekor ayam usia sehari (day old chicks/DOC), anjlok dari dua tahun lalu yang mencapai 35.000 DOC per minggu.
Peternakan unggas/disnak.jabarprov.go.id
Peternakan unggas/disnak.jabarprov.go.id

Bisnis.com, JAKARTA – Skala usaha peternak unggas mandiri terus mengalami penurunan, ditunjukkan dengan output dari usaha mereka yang saat ini sebesar 17.000 ekor ayam usia sehari (day old chicks/DOC), anjlok dari dua tahun lalu yang mencapai 35.000 DOC per minggu.

Kondisi ini secara langsung juga berdampak pada terus menurunnya jumlah peternak mandiri dengan skala UMKM dan mengerek jumlah peternak plasma yang bermitra dengan perusahaan unggas terintegrasi.

Koordinator Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) Yeka Hendra Fatika mengatakan kebijakan pemerintah di sektor perunggasan telah mengondisikan peternak mandiri sebagai pihak yang terus terkucilkan.

“Fakta lapangan menunjukkan fluktuasi harga DOC telah berimplikasi pada marginalisasi peternak unggas. Berdasarkan survey kami di dua kabupaten yaitu Karawang dan Bogor, potensi ekonomi yang hilang akibat musnahnya peternak unggas mandiri mencapai Rp746 miliar – Rp1,4 triliun per tahun,” ungkap Yeka di Jakarta, Kamis (3/11).

Dia menggarisbawahi titik balik berubahnya usaha peternakan unggas rakyat adalah saat pemerintah meliberalisasi segmen budidaya unggas melalui UU Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Aturan tersebut memungkinkan sektor budidaya unggas dimasuki investor-investor besar baik dalam maupun luar negeri yang turun memproduksi seluruh fasilitas produksi termasuk DOC, pakan ternak dan obat-obatan.

“Liberalisasi segmen budidaya ini lalu tidak disertai oleh adanya pengaturan supply induk ayam oleh pemerintah baik yang diimpor maupun yang diproduksi perusahaan, sehingga harga DOC dan livebird [ayam potong] rentan bergejolak,” ungkap Yeka.

Hasil survei Pataka juga menunjukkan rata-rata usia peternak unggas yaitu 20-40 tahun yang merupakan usia produktif.

Menurutnya, kian menurunnya skala usaha peternak unggas menunjukkan bonus demografi yang dimiliki Indonesia tidak mengalir ke sektor peternakan.

Dokumen tersebut merincikan selama 2013-2016, harga ayam potong di pasar jauh di bawah biaya pokok produksinya sehingga peternak mengalami kerugian besar.

Di saat yang sama, harga DOC konsisten di tingkat tinggi sehingga membebani peternak. Pada periode ini lah sebagian peternak kecil hengkang dari profesinya.

Data menunjukkan pada 2006 atau satu dekade lalu peternak skala kecil masih menguasai 70% pasar nasional. Saat ini, pangsa pasar mereka hanya tertinggal 10%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper