Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Proyeksi Produksi Pajale Tahun Ini

Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik (BPS) akhirnya mempublikasikan proyeksi produksi tiga komoditas utama swasembada yaitu padi, jagung, dan kedelai, sepanjang tahun ini.

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik (BPS) akhirnya mempublikasikan proyeksi produksi tiga komoditas utama swasembada yaitu padi, jagung, dan kedelai (pajale) sepannjang tahun ini.

Secara umum, produksi padi dan jagung mencatatkan kenaikan signifikan, ditopang terutama oleh peningkatan luas panen. Adapun, produksi kedelai kembali turun karena petani tidak bersemangat menanam komoditas yang harganya kurang bagus di pasar tersebut.

Data Kementan-BPS menunjukkan produksi padi (gabah kering giling/GKG) sepanjang 2016 diprediksi mencapai 79,14 juta ton, naik 4,97% atau 3,74 juta ton dari capaian 2015.

Dirjen Tanaman Pangan Hasil Sembiring menyampaikan capaian produksi beras yang tertinggi dalam satu dekade terakhir ini merupakan akumulasi dari investasi-investasi di sektor pertanian dalam beberapa tahun terakhir.

"Ada 21 provinsi yang naik produksinya dan 13 provinsi mengalami penurunan produksi. Ini memang waktunya kita meanen hasil dari investasi seperti [bantuan] alsintan yang sudah 180.000 unit, asuransi pertanian, pembangunan saluran air, hingga irigasi yang sudah 3,05 juta hektare," jelas Hasil dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (1/11).

Produksi jagung pun mengalami peningkatan signifikan. Kementan-BPS memprediksi produksi jagung pada tahun ini mencapai 23,16 juta ton atau naik 18,11% dari capaian tahun lau sebesar 19,53 juta ton.

Kenaikan produksi itu dipicu peningkatan luas panen sebesar 15,77% menjadi 4,38 juta ha pada tahun ini. Hasil menuturkan selama 2016 ini, bantuan pemerintah untuk pengembangan jagung mencapai 2,2 juta ha, dan mencapai 3 juta ha pada tahun depan.

Sementara itu, output kedelai mencatatkan penurunan. Ditjen Tanaman Pangan mencatat produksi kedelai pada 2016 yaitu 885.580 ribu ton biji kering, turun sebanyak 77.610 ton atau 8,06% dari capaian tahun lalu.

Penurunan produksi itu disebabkan oleh penurunan luas panen sebesar 26.120 ha atau 4,25% dari luas panen 2015. Data BPSmencatat luas panen kedelai pada 2015 yaitu 614.094 ha dan menjadi 587.978 pada tahun ini.

Hasil menyampaikan selain memang harga kedelai lokal yang jatuh karena banjirnya kedelai impor, saat ini petani cenderung mengalihkan lahannya untuk menanam padi dan jagung yang harganya memang sedang bagus.

"Tahun lalu kami menganggarkan bantuan untuk komoditas kedelai 700.000 ha. Petani melihat ini tidak menarik lagi, bantuan itu bahkan dikembalikan 200.000 ha. Kedelai impor jauh lebih murah sekarang ini," kata Hasil.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper