Bisnis.com, JAKARTA-- Sejak dicanangkan pembangunannya atau ground breaking oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, pada 10 Juni 2016, progres pembangunan Jembatan Layang Antapani di Kota Bandung saat ini telah mencapai 70%.
Dengan rencana masa konstruksi enam bulan, jembatan tersebut direncanakan selesai pada minggu ke-3 Desember 2016.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono mengatakan pembangunan jembatan layang ini bertujuan mengatasi kemacetan di persimpangan sebidang Antapani, tepatnya di Jalan Jakarta-Terusan Jakarta kerap mengalami kemacetan.
“Ini merupakan proyek percontohan mengatasi kemacetan di persimpangan sebidang jalan dan perlintasan kereta,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (20/10/2016).
Jembatan Layang Antapani memiliki panjang 400 m dengan dua lajur dua arah. Menggunakan teknologi struktur baja bergelombang atau corrugated mortar Pusjatan (CMP), jembatan dengan teknologi ini merupakan yang pertama dibangun di Indonesia.
Struktur baja bergelombang dengan kombinasi timbunan ringan punya beberapa keunggulan seperti waktu pengerjaaan konstruksi jembatan yang lebih cepat setengahnya dan biaya hemat hingga sekitar 60% jika dibandingkan dengan pembangunan jembatan layang dengan struktur beton bertulang.
Pembangunan jembatan layang antapani merupakan proyek kerjasama antara Pusat Jalan & Jembatan, Balitbang, Kementerian PUPR dengan Pemerintah Kota Bandung dan Posco Steel Korea. Dari total biaya Rp 35 miliar, komposisinya adalah Rp 21,5 miliar dari Kementerian PUPR, Rp 10 miliar dari Pemkot Bandung dan Rp 2 miliar dari Posco Steel Korea berupa material.
Kementerian PUPR tahun ini juga tengah membangun 5 jembatan layang menggunakan teknologi sejenis untuk mengatasi kemacetan di lima lokasi di Kabupaten Brebes dan Tegal. Kelima perlintasan tersebut adalah Dermoleng, Klonengan, Kesambi, Karang Sawah, dan Kretek. Ditargetkan sebelum arus mudik 2017, jembatan layang tersebut sudah bisa dimanfaatkan.