Bisnis.com, JAKARTA - E-commerce lokal diyakini tidak akan kalah dari e-commerce asing dalam persaingan mendapatkan pasar di Indonesia.
Co-Founder dan CFO Bukalapak Muhamad Fajrin Rasyid mengatakan perkembangan e-commerce dipengaruhi oleh budaya masyarakat setempat.
“Indonesia punya behaviour sendiri terkait dengan logistik dan lain-lain. Ini yang menurut saya membuat ada peluang bagi e-commerce lokal untuk memenangi persaingan,” ujar dia seusai seminar Ekonomi Digital di Indonesia: Kebijakan, Prospek dan Tantangan, Selasa (18/10/2016).
Rakuten dan Food Panda merupakan beberapa contoh e-commerce yang akhirnya memutuskan keluar dari Indonesia setelah sempat beroperasi selama beberapa tahun.
Bukalapak mengaku masih fokus di pasar dalam negeri meski tetap membuka peluang untuk ekspansi ke negara lain. Asalkan ada mitra yang mampu memberikan bantuan dan akses serta ada pendanaan yang besar karena biaya investasinya tidak sedikit.
“Untuk sekarang kalau ada dana kami konsentrasi kembangkan pasar domestik dulu karena potensinya masih besar,” tukas Fajrin.
Saat ini, terdapat lebih dari 1 juta penjual yang tergabung dengan Bukalapak. Sejalan dengan besarnya potensi perkembangan ekonomi digital di Tanah Air, dia mengungkapkan kebutuhan atas SDM yang berkualitas pun tinggi.
Sayangnya, pasokan di dalam negeri masih terbatas sehingga banyak e-commerce yang menarik SDM dari luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
