Bisnis.com, SURABAYA – Pengusaha farmasi di Jawa Timur menyambut baik pembangunan pabrik bahan baku obat oleh joint venture PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dengan Sungwun Pharmacopia Co.LTD, perusahaan asal Korea Selatan.
Ketua Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi Jawa Timur, Paulus Totok Lusida mengatakan selama ini industri farmasi dalam negeri sangat tergantung dengan bahan baku impor hampir mencapai 100% yang kebanyakan dari China yang mencapai 60%.
“Keberadaan pabrik bahan baku tersebut akan sangat membantu sekali dan sangat bagus karena bahan baku yang dibuat merupakan bahan baku untuk produk obat-obatan yang mahal,” katanya kepada Bisnis, Selasa (11/10/2016).
Dia mengatakan selama melakukan impor bahan baku, bahkan industri cukup kesulitan, selain biaya tinggi tetapi juga ada pengetatan barang impor di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini.
Akibatnya, lanjutnya, produksi farmasi tahun ini sempat turun dan harga obat menjadi naik hingga 30% terutama obat generik karena kekurangan bahan baku.
Adapun pabrik bahan baku obat tersebut akan dibangun di Kawasan Industri Lippo Cikarang Bekasi Jawa Barat dengan luas 6 ha.
Pabrik dengan nilai investasi Rp132 miliar tersebut bakal memproduksi sejumlah item bahan baku obat di antaranya seperti simvastatin, atorvastatin, rosuvastatin, pantoprazole, esomeprazole, rabeprazole, clopidogrel dan sarpogrelate dengan total kapasitas produksi 30 ton/tahun.
Diperkirakan pabrik dengan standar good manufacturing practice (GMP) itu akan mulai komersialisasi hasil produksi Bahan Baku Obat Aktif (API) pada awal 2018.
Selain itu, Kimia Farma juga akan memproduksi tujuh jenis bahan baku yang dapat digunakan untuk kosmetika dan suplemen makanan (High Function Chemical, HFC) dengan seluruh hasil produk akan diekspor ke Korea, Jepang dan Amerika.