Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia melaporkan indeks keyakinan konsumen pada kuartal III/2016 mencapai level 112,5 lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 111,6. Menguatnya keyakinan konsumen itu juga meyakinkan adanya peningkatan konsumsi pada kuartal tersebut.
Hendy Sulistiowati, Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI, memperkirakan konsumsi pada kuartal III/2016 mencapai kisaran 5%. Ke depan bank sentral memandang ekspektasi penghasilan dan kegiatan usaha lebih tinggi dengan ketersediaan lapangan kerja sedikit lebih kecil.
Secara bulanan, indeks keyakinan konsumen September 2016 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya kendati masih dalam level optimistis. Indeks keyakinan konsumen September 2016 mengalami penurunan 3,3 poin menjadi 110,0.
Penurunan itu disebabkan oleh melemahnya keyakinan konsumen terhadap indeks kondisi ekonomi saat ini. Konsumen juga masih ragu dengan penghasilan saat ini dan memilih menunda pembelian sejumlah produk.
"Yang pesimis itu ketersediaan lapangan kerja. Ketepatan waktu pembelian barang tahan lama, kalau dilihat agak turun jadi kayaknya mereka menunda membeli elektronik, furnitur, dan lainnya dibanding 6 enam sebelumnya," katanya di Jakarta, Kamis (6/10/2016).
Ekspektasi konsumen terhadap penyediaan lapangan kerja 6 bulan ke depan juga masih melemah akibat kekhawatiran responden terhadap risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, hasil survei konsumen juga menunjukkan adanya tekanan harga pada Desember 2016. Peningkatan tekanan harga diperkirakan terjadi pada seluruh komoditas dengan kenaikan terbesar terjadi di kelompok makanan jadi, minuman, rokok, tembakau, dan bahan makanan.
"Itu periode dimana inflasi akan lebih tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya karena ada Natal dan tahun baru. Jadi perkiraan inflasi tiga bulan ke depan akan lebih tinggi," ucapnya.