Bisnis.com, MATARAM – Nusa Tenggara Barat tengah melakukan peningkatan produksi peternakan dalam konteks pemenuhan pangan asal ternak. Peningkatan produksi ini diarahkan pada peningkatan produksi komoditas strategis seperti sapi, kambing, dan unggas.
Plt. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Erwin Kusbianto mengatakan peningkatan produksi di samping untuk memenuhi kebutuhan lokal masyarakat NTB juga diarahkan dalam mencukupi kebutuhan daging nasional sebesar 3,14% sebagai upaya pemerintah dalam rangka mengurangi ketergantungan impor.
“Tren peningkatan produksi daging sapi di NTB sebesar 20,7% dari 14.037 ton pada 2014 menjadi 15.645 ton pada 2015. Sedangkan dalam triwulan ketiga produksi daging sapi baru mencapai 13.530 ton dari target produksi sebesar 16.944 ton dalam tahun,” ujar Erwin kepada media di Mataram, Rabu (28/9/2016).
Erwin menambahkan pada sektor perunggasan NTB selama ini masih mengandalkan peran usaha swasta melalui penyediaan bibit dan pakan terutama pada penyediaan bibit ayam ras baik ayam ras pedaging maupun petelur.
Lebih lanjut, salah satu penyebab inflasi NTB adalah adanya kelangkaan dan ketersediaan pasokan ternak unggas dalam daerah karena kebutuhan bibit dan pakan seperti dimaksud berasal dari breeder dan farm yang berada di Bali dan Jawa Timur.
“Produksi daging unggas di NTB sampai dengan Agustus 2016 sebesar 16.961,13 ton dengan tingkat konsumsi 2,00 kg/kap/tahun yang berasal dari komoditas ternak ayam ras, buras dan itik. Sedangkan produksi telur dari ketiga jenis komoditas ternak unggas tersebut dalam bulan yang sama sepeti tersebut diatas sebesar 36.864,11 ton dengan tingkat konsumsi 5,59 kg/kap/tahun,” ujar Erwin.
Program pembangunan peternakan NTB diarahkan melalui pola pemberdayaan masyarakat lokal melalui penguatan kelembagaan kelompok, peningkatan produksi pakan hijauan berkualitas, peningkatan mutu genetik, integrasi pengembangan peternakan lintas sektoral, penanganan gangguan reproduksi pada sapi potong, pelayanan kesehatan hewan dan pemeriksaan laboratorium pada beberapa kasus penyakit strategis.
Di samping usaha-usaha yang dilakukan pada subsektor hulu dan on farm dalam rangka peningkatan produksi dan populasi, peran penghiliran usaha dilakukan untuk memberikan nilai tambah pada sektor produksi dan memberikan jaminan keamanan pangan bagi masyarakat dalam mengkonsumsi pangan asal hewan.