Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Kembali Desak Pemerintah Terapkan SNI Lampu LED Swaballast

Pelaku industri lampu akan kembali mengirimkan surat ke Kementerian Perindustrian untuk mendesak pemberlakuan SNI wajib bagi lampu LED swaballast.
Lampu LED. /Bisnis.com
Lampu LED. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri lampu akan kembali mengirimkan surat ke Kementerian Perindustrian untuk mendesak pemberlakuan SNI wajib bagi lampu LED swaballast.

Ketua Umum Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo) John Manoppo mengatakan pelaku industri bakal terus mengingatkan pemerintah untuk segera memberlakukan SNI wajib bagi lampu LED karena penetrasi produk impor bakal terus membanjir.

“Saya lagi menyiapkan surat selanjutnya ke Kementerian Perindustrian. Mungkin karena pertukaran nomenklatur di sana jadi penyelesaian SNI ini terus tertunda,” katanya kepada Bisnis.com, (13/9/2016).

Dia mengatakan saat ini lampu LED impor sudah mencapai 50 juta unit. Namun, dia mengakui data jumlah impor yang masuk sulit dideteksi karena tidak ada pengawasan dari pemerintah akibat tidak berlaku SNI.

Saat ini pasar perlampuan dalam negeri masih dikuasai sekitar 70% oleh barang impor dan produksi dalam negeri diperkirakan hanya sekitar 25 juta atau setengah dari persebaran produk impor.

Menurutnya, tidak ada alasan lagi bagi pemerintah untuk tidak menerapkan SNI tersebut karena fasilitas pengujian sudah siap. Dia malah khawatir jika SNI tidak segera diwajibkan akan memengaruhi minat investor untuk menanamkan dananya di dalam negeri dan mengancam pertumbuhan industri lampu dalam negeri.

“Kalau tidak ada standarnya kita seperti tempat sampah bagi lampu impor yang kualitasnya bermacam-macam dan tidak bisa terfilter,” paparnya.

Hingga saat ini ada sekitar 15 perusahaan yang memproduksi lampu LED. Bahkan di menyebutkan ada dua perusahaan yang mengaku berminat untuk menanamkan modalnya di Indonesia karena potensi pasar perumahan yang sangat besar.

“Yang mau investasi perusahaan lokal di Medan, Citra Hannochs dan di Jakarta, Holz. Maka saya mendesak pemerintah agar konsumen merasa aman. Sekarang jumlah rumah tangga ada sekitar 68 juta dari segitu pasti semua pakai lampu tidak hanya satu,” paparnya.

Adapun nilai investasinya mencapai US$20 juta-US$30 juta dengan potensi penyerapan tenaga kerja mencapai 200-300 orang. Untuk menyambut perjanjian kerja sama Indonesia dengan negara Eropa, lanjutnya, potensi ekspor industri dalam negeri juga kian terbuka.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper