Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Eropa memutuskan tidak mengubah program stimulusnya di tengah tanda bahwa para pembuat kebijakan tidak melihat bahaya bagi pemulihan zona Euro dari risiko termasuk keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa.
Dewan Pengurus European Central Bank (ECB) memutuskan tidak mengubah suku bunga pembiayaan pada level 0%, suku bunga deposito, yang merupakan suku bunga acuan utama, pada -0,4%, serta pembelian aset senilai 80 miliar euro (US$90 miliar) per bulan hingga Maret 2017, seperti yang diperkirakan dalam survei Bloomberg.
Sementara itu, Presiden ECB Mario Draghi mengatakan dalam pidato setelah rapat ECB bahwa bank akan berupaya untuk memastikan agar program quantitative easing-nya terus berlanjut serta tidak memutuskan stimulus baru.
Dengan hanya 6 bulan tersisa sampai akhir quantitative easing (QE), Draghi perlu mempertimbangkan tanda-tanda bahwa pemulihan di kawasan ini kehilangan momentum terhadap peningkatan kekhawatiran kelangkaan aset.
Bank sentral tidak dapat mencapai target inflasi di bawah 2% selama lebih dari 3 tahun terakhir dan proyeksi yang diperbarui pada Kamis (8/9/2016) menunjukkan bahwa target inflasi tidak akan tercapai sebelum akhir 2018.
"Penilaiannya adalah untuk saat ini perubahan tidak begitu besar sehingga tidak diperlukan tindakan apapun," kata Draghi pada konferensi pers di Frankfurt, Jerman, seperti dikutip Bloomberg.
"Tujuan utama saat ini adalah untuk memastikan bahwa program dan keputusan yang kami ambil pada Maret dapat diimplementasikan dalam konstelasi suku bunga baru,” lanjutnya.