Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Targetkan 3 Juta Wisatawan, NTB Fokus Pembenahan Destinasi

Nusa Tenggara Barat terus melakukan pembenahan diri guna mencapai target kunjungan sebesar tiga juta wisatawan hingga akhir tahun ini.
Vila di Gili Air, NTB/Ilustrasi-tripadvisor.com
Vila di Gili Air, NTB/Ilustrasi-tripadvisor.com

Bisnis.com, MATARAM - Nusa Tenggara Barat terus melakukan pembenahan diri guna mencapai target kunjungan sebesar 3 juta wisatawan hingga akhir tahun ini.

Upaya pembenahan diri tersebut mulai menunjukkan dampak yang tercatat dalam naiknya tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang. TPK Juli 2016 tercatat sebesar 46,54% naik 8,18% dibanding dengan Juni 2016 sebesar 38,36%.

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi NTB Ni Kadek Adi Madri mengatakan berdasarkan kelas hotel, TPK tertinggi dicapai oleh bintang 5 sebesar 51,37%, yang diikuti dengan bintang 2 sebesar 51,36%, dan TPK terendah pada kelas hotel bintang 1 dengan angka sebesar 33,35%.

“Jumlah tamu yang menginap di Juli 2016 pada hotel bintang tercatat 80.098 orang yang terdiri dari 62.240 orang tamu domestik atau sekitar 77,71% dan 17.858 orang tamu mancanegara atau sekitar 22,29%,” ujar Kadek di Kantor BPS NTB, Mataram, Kamis (1/9/2016).

Kepala Dinas Priwisata dan Kebudayaan Provinsi NTB Lalu Mohammad Faozal mengatakan fokus pengembangan wisata NTB saat ini dimulai dari pembenahan konsep pemasaran dan konsep pengembangan destinasi wisata.

“Untuk pemasaran dan promosi kami sudah sepakat wilayah-wilayah promosi harus sesuai dengan kebutuhan pasar. Dan target 2016 itu NTB tiga juta wisatawan dimana 1,5 juta wisatawan asing dan 1,5 juta pergerakan wisatawan nusantara,” ujar Faozal kepada Bisnis.

Faozal menambahkan arah pengembangan pariwisata NTB akan difokuskan pada target kunjungan wisatawan tersebut. Selain itu, pengembangan dan pembenahan destinasi wisata masih akan terus dilakukan.

Sebelumnya, konsep promosi yang dilakukan oleh NTB masih berfokus pada potensi yang dimiliki. Namun, seiring dengan berkembangnya destinasi dan target kunjungan wisatawan yang semakin banyak, konsep promosi yang berfokus pada potensi tersebut dinilai tidak mampu mengakomodasi kebutuhan dan keinginan pasar.

Saat ini konsep pengembangan pariwisata mulai melakukan orientasi dengan mempelajari statistik pasar wisatawan yang datang ke NTB.

“Sekarang kami berpikir pada pasar, karena itu statistik pasar kami pelajari dan disanalah fokus promosi kami. Misalnya sekarang Malaysia tren statistik kunjungannya bagus, kami upayakan maintenance promosi disana agar wisatawan dari Malaysia bisa ke Lombok dan Sumbawa,” tambah Faozal.

Selain wisatawan asing yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Australia yang secara geografis dekat dengan Indonesia, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan NTB juga mulai mengincar wisatawan asing yang berasal dari negara Timur Tengah terutama Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.

Konsep destinasi halal yang diusung NTB terutama pulau Lombok dinilai cocok dengan potensi pasar negara-negara Timur Tengah tersebut. Peraturan daerah terkait dengan destinasi halal tersebut pun sudah disiapkan oleh pemerintah daerah guna menjadi payung hukum.

“Tidak ada resistansi terhadap konsep tersebut dari pelaku industri pariwisata lokal. Di sini harus bisa mengkolaborasikan wisata konvensional dan wisata halal. Karena itulah yang menjadikan NTB berbeda dengan destinasi wisata lainnya.” tutur Faozal.

Menurut Faozal, pertumbuhan investasi di sektor pariwisata mencapai 20% pergerakan pada 2015 ke 2016. Hal tersebut membuktikan sektor ini merupakan sektor yang menjanjikan untuk investasi dan merupakan sektor yang siap menghadapi permintaan pasar.

Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Hesti Retno Astuti dalam kunjungannya ke Mataram mengatakan potensi NTB sebagai sebagai salah satu tujuan wisata adalah paket komplit yang memiliki nilai lebih.

“NTB ini punya paket wisata komplit. Mulai dari alam, eco, bahari, sampai adventure atau petualangan, serta budaya. Budaya asli ini perlu dilestarikan tapi perlu ada inovasi dan pengembangan untuk ditampilkan sebagai daya tarik wisata.” ujar Hesti.

Untuk itu, diperlukan kerja sama yang baik dengan semua pihak agar daya tarik wisatawan yang telah dimiliki dapat dikemas dan dipromosikan sehingga target kunjungan wisatawan dapat tercapai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper