Bisnis.com, MAKASSAR - Kebutuhan sapi khusus untuk kebutuhan kurban Idul dalam perayaan Iduladha tahun ini diproyeksikan bakal mencapai hingga 26.000 ekor yang tersebar secara proporsional pada kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.
Selain berfokus pada kelancaran rantai pasok hewan kurban tersebut, pemerintah daerah juga mengantisipasi pemotongan sapi betina yang berpotensi justru semakin menakan laju populasi hewan ternak tersebut.
Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Sulsel Abdu Azis mengatakan tren pemotongan sapi betina di provinsi ini terus meningkat setiap tahun, termasuk yang dimanfaatkan untuk kebutuhan kurban.
"Soal pasokan itu memang realtif aman, tetapi yang paling kita khawatirkan itu jika sapi betina apalagi yang produktif dijadikan hewan kurban nanti. Koordinasi dengan pihak terkait tengah kami lakukan," katanya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (31/8/2016).
Secara umum, lanjut Azis, persentase pemotongan sapi betina produktif di Sulsel secara rerata tahunan berada pada angka yang sangat tinggi yakni mencapai 70% sehingga menekan laju perkembangan populasi sapi di provinsi tersebut.
Salah satu langkah antisipasi melalui pengawasan distribusi sapi kurban yang seluruh daerah termasuk ke tingkat pedagang agar lebih memprioritaskan penjualan sapi jantan untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban.
Adapun pada tahun ini, Disnak Sulsel mencatat pasokan sapi untuk kebutuhan kurban sebanyak 45.000 ekor yang mana 57% dirpoyeksi bakal terserap di Sulsel, sedangkan sisanya direncanakan dikirim ke daerah di luar Sulsel.
Di sisi lain, pergerakan harga sapi juga diperkirakan akan meningkat sekitar 15% seiring dengan lonjakan permintaan untuk kebutuhan kurban yang diestimasi terjadi pada pekan pertama hingga ketiga September 2016.
Sementara itu, pemantauan kondisi kesehatan sapi untuk kebutuhan kurban juga dilakukan secara intensif pada beberapa daerah terutama pada kabupaten/kota yang memiliki penyerapan hewan kurban paling besar.
Khusus di Makassar, pemantauan dan pengecekan kesehatan hewan kurban akan melibatkan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin agar lebih mengoptimalkan kelayakan konsumsi hewan tersebut.
Kepala DKP3 Makassar Rahman Bando menjelaskan, pihaknya melibatkan sekitar 250 tenaga sukarela dari Fakultas Kedokteran Hewan Unhas untuk memeriksa kesehatan hewan kurban di kota tersebut.
"Pada periode Idul Adha ini, periksaan dilakukan sebelum dan setelah pemotongan. Karena banyak hewan yang kesehatannya baik-baik saja, namun setelah disembelih ternyata ada bagian dalamnya yang tidak layak dikonsumsi seperti hati dan jantung," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : Fatkhul Maskur
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
20 jam yang lalu
Menakar Nasib Spektrum Frekuensi Merger FREN dan EXCL
22 jam yang lalu