Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan Umum DAMRI siap layani angkutan lintas batas negara Indonesia – Timor Leste Pada Oktober 2016.
Sekretaris Perusahaan Perum DAMRI Arifin mengatakan, penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) lintas batas angkutan darat antara Indonesia dan Timor rencananya akan terjadi pada Oktober 2016.
“Rencananya Presiden RI akan meresmikan ‘pintu’ perbatasan di Mota Ae sekaligus menyaksikan penandatanganan MoU pada Oktober [2016],” kata Arifin, Jakarta, Senin (29/8).
Perusahaan, dia menambahkan, akan melakukan uji coba angkutan penumpang lintas batas negara setelah nota kesepahaman tersebut ditandatangani sembari menunggu surat-surat perizinan dari kedua negara.
Dia mengatakan, saat ini pemerintah Indonesia dan Timor Leste sudah mencapai kesepakatan terkait dengan angkutan lintas batas antar kedua negara.
“Nunggu MoU, Inisiasi di Kemenhub [Kementerian Perhubungan]. Kalau sudah, draft tersebut akan disampaikan ke Kementerian Transportasi Timor Leste,” ungkap Arifin.
Dengan adanya kesepakatan tersebut, dia menuturkan, perusahaan akan menambah jumlah armadanya. Perusahaan perlu melakukan survei terlebih dahulu sebelum menentukan jumlah penamabahan armada.
Dalam survei tersebut, imbuhnya, perusahaan akan mencari tahu mengenai bangkitan penumpang, trayek yang akan dilayani, dan sebagainya. Perusahaan akan melakukan survei selama satu minggu, dan akan mengeluarkan kajian hasil survei tersebut dalam waktu satu bulan.
Dia mengatakan, pihaknya masih belum mengetahui berapa besaran nilai investasi untuk menambah jumlah kendaraan. “Semua tergantung dari hasil survei,” imbuhnya.
Selain angkutan lintas batas negara antara Indonesia–Timor Leste, dia mengungkapkan, perusahaan juga akan melayani angkutan dalam kota di Dili, Timor Leste. Dia menjelaskan, perusahaan harus memenuhi aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah Timor Leste.
Dalam melayani angkutan dalam kota itu, dia menambahkan, perusahaan nantinya dapat membangun kantor di Dili, Timor Leste atau membuka cabang di Kupang, Indonesia namun beroperasi di Timor Leste.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Darmaningtyas mengatakan, Perum DAMRI sudah memiliki pengalaman dalam menjalankan angkutan transportasi lintas batas negara.
Oleh karena itu, dia mengatakan, pola pelayanan yang dikembangkan di angkutan lintas batas negara Indonesia-Malaysia dan Indonesia-Brunei Darussalam dapat diterapkan di Timor Leste.
Dalam melayani angkutan lintas negara ke Timor Leste juga, dia mengingatkan, bentuk kerjasama harus jelas, terutama terkait dengan penyediaan garasi (pool) atau ketersediaan bahan bakar.
Dia menjelaskan, perusahaan akan membutuhkan investasi besar untuk membuka pool jika pemerintah Timor Leste tidak menyediakannya.
Kondisi tersebut, imbuhnya, akan berpengaruh terhadap besaran tarif angkutan penumpang lintas batas negara Indonesia-Timor Leste.
“Kalau pemerintah Timor Leste bisa menyediakan pool sehingga investasi lebih kecil, berarti juga tarifnya bisa lebih murah,” ujar Darmaningtyas.
Adapun terkait dengan layanan dalam kota di Dili, dia menyarankan, perusahaan bisa mengadopsi sistem bus rapid transit (BRT) di Jakarta yang sudah menggunakan halte dan jalur khusus, berjadwal, dan tidak menunggu bus penuh untuk berangkat.
