Bisnis.com, JAKARTA - Internal Rate of Return (IRR) atau rasio pengembalian investasi dari proyek pembangunan kilang darat gas alam cair (onshore liquefied natural gas/OLNG) di Blok Masela hanya sebesar 9,9% lebih rendah dari skema sebelumnya dengan IRR 14,6%.
Berdasarkan laporan yang dipublikasikan WoodMackenzie, yang dikutip pada Jumat (19/8/2016), pengembangan gas di Lapangan Abadi menemui ketidakpastian.
Pada Maret 2016, pemerintah memutuskan untuk menolak usulan revisi rencana pengembangan (plan of development/PoD) yang mengusulkan pembangunan kilang terapung (floating liquefied natural gas/FLNG) berkapasitas 7,5 juta ton per tahun dengan investasi US$15 miliar.
Adapun, pada laporan tersebut menyatakan perubahan keputusan tersebut menyebabkan keekonomian proyek berubah. Pembangunan kilang darat dengan kapasitas produksi yang sama hanya akan memberikan IRR sebesar 9,9%.
"Kami mengestimasi sebuah proyek darat dengan 7,5 mmtpa menghasilkan IRR 9,9%, dibandingkan konsep FLNG dengan 14,6%," terang laporan tersebut.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pihaknya akan mempercepat proses pengerjaan Blok Masela hingga akhirnya bisa beroperasi.
Pemerintah menargetkan paling tidak, pada akhir 2018, proyek bisa mencapai keputusan akhir investasi (final investment decision/FID) atau sama dengan rencana pada skema pembangunan sebelumnya.
"Masela, kami minta akan dipercepat prosesnya. begitu juga di tempat lain," ujarnya Kamis (18/8/2016).