Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SKK Migas Kaji Kemungkinan Penurunan Investasi Blok Masela

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) akan mengkaji kemungkinan penurunan investasi di Blok Masela berpotensi turun kendati pada asumsi sebelumnya terkait penerapan skema pembangunan kilang darat gas alam cair (onshore liquefied natural gas/OLNG) membutuhkan biaya yang lebih tinggi.

Bisnis.com, JAKARTA--Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) akan mengkaji kemungkinan penurunan investasi di Blok Masela berpotensi turun kendati pada asumsi sebelumnya terkait penerapan skema pembangunan kilang darat gas alam cair (onshore liquefied natural gas/OLNG) membutuhkan biaya yang lebih tinggi.

Seperti dikutip dari Bisnis.com, Selasa (16/8), Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang merangkap sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan pihaknya akan melanjutkan beberapa proyek prioritas seperti Blok Masela, Indonesia Deepwater Development (IDD), Blok Mahakam, masalah ekspor hasil tambang Freeport dan ketenagalistrikan.

Adapun, terkait Blok Masela, berdasarkan laporan, investasi di Blok Masela berpeluang mengalami penurunan dari US$22 miliar menjadi US$15 miliar. "Masela akan terus dikerjakan karena tentu di sana sudah tahu akan menurunkan cost luar biasa," ujarnya.

Wakil Kepala SKK Migas M.I. Zikrullah mengatakan kemungkinan penurunan investasi bisa saja terjadi. Namun, perlu dilakukan kajian lebih lanjut. Mengingat, acuan investasi pada proyek yang tercermin dalam rencana pengembangan (plan of development/PoD) pun belum ditetapkan.

Lebih lanjut, dia menganggap pada setiap tahapan kajian akan memberikan gambaran yang semakin akurat berapa investasi yang dibutuhkan pada blok tersebut. Pada tahapan setelah pengajuan PoD, menurutnya, nilai investasi akan semakin dekat dengan kondisi terkini mulai dari pre-Front End Engineering Design (FEED), FEED hingga penyampaian keputusan akhir investasi (final investment decision/FID) yang mencerminkan harga jasa penunjang migas yang akan diteken kontraknya. Dengan demikian, pihaknya akan terus berkoordinasi dalam tim adhoc yang dibentuk khusus untuk mempercepat proses proyek tersebut

"Mengenai pastinya, ya kami tunggu hasil kajian itu. Kan baru pembahasan awal saja," ujarnya di Jakarta, Rabu (17/8). Menurutnya, perubahan skema pembangunan kilang akan berdampak pada perubahan nilai investasi yang dibutuhkan. Sebagai contoh, dia menyebut fasilitas pemrosesan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG). Kebutuhan untuk membangun tanker juga fasilitas pencairan LNG, tutur Zikrullah, membutuhkan penyesuaian.

Terlebih, kebutuhan pipa juga lokasi pembangunan kilang yang hingga saat ini belum ditetapkan. "Ini kan harus dihitung kembali," katanya. Faktor lain yang menurutnya akan berkontribusi menurunkan investasi yakni kondisi pasar. Zikrullah menilai belanja modal (capital expenditure/capex) yang digelontorkan perlu disesuaikan dengan kondisi pasar terkini.

Sebagai gambaran, dia menyebut waktu penetapan PoD 1 Blok Masela tak lagi sama kondisi pasarnya dengan saat ini dan masa pengembangan ke depan. Misalnya, tutur Zikrullah, harga minyak dan harga bahan penunjang yang akan membuat investasi perlu disesuaikan nilainya. "Sekarang semua berubah. Harga minyak berubah, harga material berubah, tentunya ini akan kontribusi banyak juga [terhadap capex]".


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper