Bisnis.com, JAKARTA-- Untuk memacu realisasi terobosan pada 2016, pemerintah bakal merombak manajemen anggaran.
Presiden Joko Widodo dalam pidatonya mengatakan, tahun 2016 disebut sebagai Tahun Percepatan
Pembangunan Nasional. Oleh karena itu, agar terobosan-terobosan yang dilakukan pada Tahun Percepatan Pembangunan mampu menurunkan kemiskinan, pengangguran, ketimpangan dan kesenjangan sosial, pemerintah menaruh perhatian besar pada empat aspek strategis.
Salah satu aspek strategis adalah perombakan manajemen anggaran pembangunan. Presiden menekankan, anggaran difokuskan untuk program-program prioritas.
"Kita harus bekerja dengan paradigma baru, yaitu anggaran difokuskan untuk program-program prioritas . Esensinya adalah uang rakyat harus digunakan untuk kepentingan rakyat melalui program-program yang nyata, melalui kerja yang nyata, dan terasa manfaatnya buat rakyat," tegas Presiden dalam pidatonya, Selasa (16/8/2016).
Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo, menyampaikan anggaran pembangunan sudah tidak bisa lagi habis untuk kegiatan operasional birokrasi seperti perjalanan dinas dan anggaran rapat yang sebenarnya dapat diefisienkan.
Begitu pula tradisi lama penggunaan kalimat-kalimat bersayap pada nomenklatur penyusunan anggaran harus ditinggalkan, karena berujung pada tidak efisiennya penggunaan dana pembangunan.
Sementara itu, Daniel Johan, Wakil Ketua DPR Komisi IV dari fraksi PKB menyampaikan, pemerintah harus realistis dalam membuat anggaran. Pasalnya, realisasi pajak per Agustus 2016 baru sekitar 30%-an.
"Kita harus optimis degan tantangan ke depan. Harus bekerja lebih serius lagi. Untuk APBN 2017 harapannya bisa lebih realistis," ujarnya.
Pada pukul 14.00 WIB nanti, Presiden Joko Widodo akan menyampaikan pidato kembali dalam rangka Penyampaian APBN Tahun Anggaran 2017 disertai Nota Keuangan dan Dokumen Pendukungnya pada Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR RI Tahun Sidang 2016-2017.