Bisnis.com, JAKARTA—Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek menilai angkutan perkotaan membutuhkan subsidi guna mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan kemacetan.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Elly Adriani Sinaga mengatakan, konsep angkutan perkotaan tidak cukup hanya dengan membangun light rail transit (LRT), mass rapid transit (MRT), dan double-double track (DDT).
“Jika diperlukan, maka angkutan perkotaan disubsidi. Agar terjangkau. Ini targetnya untuk mengurangi pengguna motor dan mengurangi jumlah kecelakaan akibat motor,” kata Elly, Jakarta, Rabu (10/8/2016).
Saat ini pemerintah telah melakukan berbagai upaya guna memindahkan pengguna angkutan pribadi ke angkutan umum di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Salah satunya adalah terus mengembangkan dan membangun angkutan masal perkotaan seperti LRT, MRT, BRT, dan double-double track.
Namun, upaya tersebut tidak akan berhasil mengurai kemacetan jika tidak ada kebijakan lain yang dapat membatasi banyaknya jumlah kendaraan pribadi di jalan.
“Bagaimanapun, pemerintah harus terus berusaha membangun berbagai moda angkutan massal terlebih dahulu untuk kemudian memindahkan share penggunanya ke angkutan massal,” katanya.