Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lahan Perkebunan Kopi Arabica Mulai Berkurang Sejak 2014

- Area perkebunan kopi arabica di Tanah Air mulai menunjukkan penurunan sejak 2014, berkebalikan dengan kopi robusta yang semakin bertambah.
Kopi arabica/Ilustrasi
Kopi arabica/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Area perkebunan kopi arabica di Tanah Air mulai menunjukkan penurunan sejak 2014, berkebalikan dengan kopi robusta yang semakin bertambah.

Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri dalam pengembangan kopi specialty di Tanah Air. Ketua Kompartemen Industri dan Specialty Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Pranoto Sunaryo mengatakan perkebunan kopi di Tanah Air berebut lahan dengan perkebunan komoditas lain seperti sawit, karet dan kakao.

"Para petani lebih memilih menanam komoditas tersebut yang memiliki harga jual lebih tinggi sehingga dinilai lebih menguntungkan," kata Pranoto kepada Bisnis, Minggu (7/8/2016).

Berdasarkan data Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, area lahan kopi arabica terus berkurang sejak 2014, dari 330.087 hektar menjadi 326.267 hektar pada 2015 dan diperkirakan hanya berkisar 321.158 hektar pada 2016.

Sedangkan area penanaman kopi robusta mengalami penambahan dari 899.808 hektar pada 2014 menjadi 906.963 hektar pada 2015 dan 912.135 hektar pada 2016.

Produksi kopi nasional saat ini masih didominasi oleh kopi robusta. Dari 664.460 ton produksi kopi nasional, sebanyak 491.777 ton merupakan kopi robusta dan sisanya, 172.689 ton kopi arabica.

"Memang sudah ada kenaikan (jumlah produksi arabica). Dulu komposisi produksi kopi kita 95% robusta, dalam lima tahun terakhir ini perbandingannya menjadi 25%:75% antara arabica dan robusta," jelasnya.

AEKI memperkirakan produksi kopi dalam negeri pada tahun ini sama atau bahkan lebih rendah dari tahun lalu lantaran efek gangguan El Nina.

Berkurangnya suplai, serta meningkatnya permintaan domestik mau tak mau membuat ekspor kopi secara keseluruhan diperkirakan akan turun 5%-10% dari 2016 yang berkisar 400.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ropesta Sitorus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper