Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KOMODITAS HORTIKULTURA: Upaya Pangkas Rantai Pasok Dilanjutkan

Pemerintah menyatakan berkomitmen untuk terus berupaya memangkas rantai pasok komoditas hortikultura untuk dapat menjaga harga domestik stabil. Sepanjang gahun ini, harga produk hortikultura sangat fluktuatif.
Produk hortikultura/Ilustrasi-Bisnis
Produk hortikultura/Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah berkomitmen untuk terus berupaya memangkas rantai pasok komoditas hortikultura untuk dapat menjaga harga domestik stabil. Sepanjang gahun ini, harga produk hortikultura sangat fluktuatif.

Sejak tahun lalu, pemerintah mengupayakan beberapa hal untuk dapat memangkas harga komoditas hortikultura termasuk bawang merah dan cabai merah. Upaya tersebut melibatkan beberapa kementerian, Perum Bulog, hingga kalangan swasta.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan pemerintah akan terus berkoordinasi antarlembaga dan kementerian terkait untuk melancarkan upaya-upaya pemangkasan rantai pasok. Harga bawang merah misalnya, naik hingga 400% di tingkat konsumen.

“Harga di tingkat petani ada yang Rp15.000-Rp17.000, itu harga di Bima dan Brebes [sentra produksi bawang merah], tapi di kota masih ada harganya Rp30.000-Rp36.000. Nah ini akan kita benahi bersama. Saya akan bahas dengan Mendag baru, akan kami bahas dalam waktu dekat,” ujar Amran di Jakarta, Kamis (28/7/2016).

Amran pun menyampaikan upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah telah membuat harga komoditas hortikultura lebih stabil tahun ini dibandingkan tahun lalu. Padahal, lanjutnya, tahun ini Indonesia sama sekali belum merealisasikan impor bawang merah.

“Justru ada lompatan karena dulu kita impor bawang merah. Pada 2015 ekspor kita naik 90% dan impornya turun sampai 77%. Tahun ini belum ada impor tapi dalam 2-3 minggu ke depan kita aka nada ekspor,” ujar Amran.

Pemerintah melalui rapat koordinasi terbatas di Kemenko Bidang perekonomian Mei lalu sempat memutuskan mengimpor bawang merah sebanyak 2.500 ton untuk menurunkan harga bawang merah yang menjelang puasa dan lebaran mengalami kenaikan signifikan.

Selang beberapa pekan, Kementan dan Perum Bulog turun ke sentra-sentra produksi dan mengangkut bawang merah ke Jakarta untuk disalurkan melalui operasi pasar dan Toko tani Indonesia (TTI). Bulog pun turut menyalurkan bawang merah melalui Rumah Pangan Kita (RPK).

Upaya-upaya inilah yang diklaim Amran mampu memperpendek mata rantai pasok bawang merah. Menurutnya, Bulog berperan penting sebagai penjaga harga yang sesuai baik dari tingkat konsumen, pedagang, maupun di tingkat konsumen.

Sebagai catatan, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan harga sejumlah komoditas pangan pokok memang terbebani panjangnya rantai pasok. Di setiap titik rantai tersebut, pengambilan keuntungan pun tidak dapat dikontrol.

Data tersebut menunjukkan margin pedagang dan pengangkutan rata-rata komoitas beras yaitu 10,42%, komoditas cabai merah sebesar 25,33%, sedangkan margin pada komoditas bawang merah yaitu 22,63%.

Data yang sama mengungkapkan margin rata-rata perdagangan dan pengangkutan jagung pipilan cukup tinggi yaitu mencapai 31,90%. Terakhir, meski surplus jauh dari kebutuhan konsumsinya, margin keuntungan komoditas ayam ras menyentuh 11,63%. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper