Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei BI: Kegiatan Usaha di Yogyakarta Turun

Bank Indonesia mengindikasikan kegiatan usaha di Daerah Istimewa Yogyakarta pada triwulan II/2016 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.
Malioboro, Yogyakarta/Antara
Malioboro, Yogyakarta/Antara

Bisnis.com, SEMARANG - Bank Indonesia mengindikasikan kegiatan usaha di Daerah Istimewa Yogyakarta pada triwulan II/2016 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan BI menyebutkan penurunan itu tercermin dalam angka Saldo Bersih Tertimbang (SBT) atau dalam posisi negatif, sebesar -0,42%.

Penurunan kegiatan usaha didorong oleh penurunan realisasi kegiatan usaha pada sebagian sektor ekonomi, di antaranya sektor pertanian (SBT -2,65%), pertambangan (SBT -0,72%), konstruksi (SBT -5,11%), pengangkutan dan komunikasi (SBT -2,55%), serta sektor jasa (SBT -0,07%).

Deputi Kepala Perwakilan BI DIY Hilman Tisnawan mengatakan penurunan kegiatan usaha itu dikonfirmasi oleh penurunan volume penjualan yang disebabkan oleh masih lemahnya permintaan dalam negeri, seiring masih lemahnya perekonomian domestik.

“Sejalan dengan penurunan kegiatan usaha, rata-rata kapasitas produksi terpakai pada Triwulan II 2016 juga mengalami penurunan,” paparnya, Rabu (27/7/2016).

Hilman mengatakan rerata kapasitas produksi terpakai pada Triwulan II/2016 berada di level 66,76%, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 76,97%. Namun demikian penggunaan tenaga kerja dan investasi masih terindikasi meningkat.

Penurunan kinerja dunia usaha juga terindikasi dari kinerja keuangan yang menurun. Saldo Bersih (SB) kondisi likuiditas selama 3 bulan terakhir tercatat sebesar 28,22% atau menurun dibandingkan 31,10% pada Triwulan I/2016 dan SB kondisi rentabilitas sebesar 31,29% atau menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 31,71%.

Terkait pembiayaan, dunia usaha menilai akses kredit perbankan relatif lebih mudah dibandingkan triwulan sebelumnya (tercermin dari SB 16,22%, meningkat dibandingkan -2,86% pada triwulan sebelumnya).

Kinerja sektor industri pengolahan pada triwulan II 2016 terindikasi mengalami ekspansi, sebagaimana tercermin dari SBT sebesar 2,53%, meningkat dibandingkan SBT periode sebelumnya yang sebesar -0,87%.

“Ini sejalan dengan nilai Prompt Manufacturing Index (PMI) triwulan II/2016 sebesar 51,02%, meningkat dibandingkan PMI periode sebelumnya yang sebesar 48,80%.”

Berdasarkan komponen pembentuk PMI, katanya, ekspansi pada sektor industri pengolahan terutama disebabkan oleh ekspansi pada seluruh komponen indeks, kecuali volume persediaan barang jadi.

Kegiatan usaha pada triwulan III 2016 diperkirakan mengalami ekspansi. Optimisme para pelaku usaha ini tercermin dalam nilai SBT pada triwulan III 2016 sebesar 15,74%, lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2016 yang sebesar -0,42%. Peningkatan kegiatan usaha pada triwulan III 2016 diperkirakan terjadi pada seluruh sektor kecuali sektor konstruksi.

Ekspansi kinerja sektor industri pengolahan diperkirakan berlanjut pada triwulan III 2016. Hal ini sebagaimana tercermin dari PMI yang berada pada fase ekspansi dengan indeks 51,48%. Berdasarkan komponen pembentuknya, ekspansi terutama didorong oleh peningkatan indeks volume produksi dan indeks volume persediaan barang jadi masing-masing sebesar 13,89% dan 5,19%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper