Bisnis.com, JAKARTA - Perluasan pembangunan Bandara Sultan Thaha Jambi dipercepat dari rencana sebelumnya pada 2019 menjadi pada 2017.
Dalam peresmian terminal baru Bandara Sultan Thaha, Presiden Joko Widodo mengatakan pertumbuhan mobilitas penumpang mencapai 27% setiap tahunnya sehingga pihaknya menginstruksikan Kementerian BUMN dan Angkasa Pura II untuk mempercepat perluasan bandara.
"Jangan sampai penumpang sudah meluber baru dibangun. Diajukan menjadi 2017 awal. Bangun lagi, jangan terlambat," katanya, dikutip dari keterangan resmi Biro Pers Istana, Kamis (21/7/2016).
Perluasan bandara Sultan Thaha meliputi perluasan overlay runway setebal 10 cm, luas terminal 35.000 m2, dan luas lahan parkir 26.500 m2 dengan kapasitas 436 mobil dan 415 motor.
Pembangunan Terminal Penumpang dan Fasilitas Parkir Bandara Sultan Thaha yang baru itu menelan biaya sesuai nilai kontrak sebesar Rp126 miliar, pembangunan apron Rp110 miliar, pembangunan tower dan gedung operasi Rp16 miliar, dan pembangunan fasilitas pokok serta penunjang lainnya Rp67 miliar.
Dalam sambutannya, Presiden menyatakan tidak ingin keterlambatan yang dialami di Bandara Soekarno-Hatta terjadi di bandara lainnya.
Keterlambatan yang dimaksud yakni keterlambatan pembangunan runway, terminal serta pesawat yang memerlukan waktu 30 menit untuk mendarat maupun lepas landas.
Dalam prosesnya, Jokowi menginginkan tidak terjadi keterlambatan, baik dalam hal pembangunan, maupun dalam segi pelayanan kepada penumpang.
Semuanya dimaksudkan untuk menampung mobilitas orang dan barang yang ke depan akan semakin meningkat. "Keterlambatan yang tidak boleh terjadi disini. Perluas lagi terminalnya, runway perpanjang lagi," ujarnya.
Tampak hadir mendampingi Presiden, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Gubernur Jambi Zumi Zola Zulkifli, dan Dirut Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi.