Bisnis.com, JAKARTA--PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) memprediksi kebutuhan gas alam cair (liqufied natural gas) untuk pembangkit listrik mencapai 75 kargo hingga 2025.
Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan bahwa kebutuhan LNG PLN hingga 2025 adalah 75 kargo.
Iwan menyebutkan untuk LNG saat ini pihaknya telah memiliki kontrak dari kilang Tangguh maupun Bontang. "Kalau tidak cukup mungkin impor," kata Iwan di Kompleks Parlemen, Selasa (21/6).
Sementara itu, untuk gas pipa, pihaknya mengaku sudah mengamankan pasokan dari beberapa perusahaan.
Untuk tahun ini saja, PLN mendapat alokasi LNG tambahan sebanyak 4 kargo. Hal tersebut didapat melalui surat nomor 2542/15/MEM.M/2016 tertanggal 23 Maret 2016. Sementara itu, pada Desember tahun lalu PLN telah mendapat 12 kargo tambahan dari Tangguh dan Bontang.
Iwan menjelaskan guna mengefisienkan penyediaan energi primer, utamanya gas untuk pembangkit listrik, pihaknya akan melakukan penyediaan gas untuk keseluruhan pembangkit listrik baik milik PLN maupun pembangkit listrik swasta (Independent Power Producer/IPP).
Dia mengaku bahwa dengan penyediaan gas oleh perseroan, harga yang didapat bisa lebih kompetitif. "Yang jelas kalau PLN [yang menyediakan] akan lebih fleksibel. Dan kalau beli dalam jumlah besar, bargaining positionnya lebih kuat," katanya.
Sementara itu, pemerintah memprediksi kebutuhan gas untuk dipasok ke pembangkit listrik hingga 2025 mencapai 8.297 miliar kaki kubik (billion cubic feet/BCF). Adapun dari jumlah volume tersebut, sebesar 4.149 BCF berasal dari gas pipa sedangkan setengahnya sebesar 4.148 BCF dipasok dari gas alam cair (liquified natural gas/LNG).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menjelaskan pasokan gas akan meningkat seiring dengan penambahan pembangkit listrik tenaga gas hingga 2025. Adapun sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2016-2025 pembangkit listrik tenaga gas akan meningkat seiring dengan dikuranginya pembangkit batubara dan diesel.
"Gas pipa maupun LNG makin besar porsinya untuk pembangkit listrik," tutur Sudirman.