Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EMISI CO2: Penggantian PLTN Swedia ke Tenaga Angin Dinilai Bukan Solusi

Upaya Swedia untuk mengganti pembangkit listrik tenaga nuklir dengan pembangkit listrik tenaga angin dinilai bukanlah solusi ampuh untuk menekan tingkat emisi karbon dioksida.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Upaya Swedia untuk mengganti pembangkit listrik tenaga nuklir dengan pembangkit listrik tenaga angin dinilai bukanlah solusi ampuh untuk menekan tingkat emisi karbon dioksida.

Sebuah studi yang dikeluarkan oleh Institut Max Planck dan Institut Teknologi Royal beberapa waktu lalu, menyebutkan upaya tersebut justru akan mendorong tingginya tingkat emisi karbon dioksida di Swedia.

Studi yang dipublikasikan oleh the peer-reviewed European Physical Journal Plus yang dikutip Jumat (17/6/2016), itu juga menjelaskan bahwa dengan mengganti pembangkit listrik tenaga nuklir dengan pembangkit listrik tenaga angin akan membuat ketersediaan listrik di Swedia menjadi tidak bisa diandalkan.

Dengan demikian, diperlukan pembangkit listrik berbahan bakar gas alam dan batubara untuk menunjangnya, dan kondisi itu otomatis akan menyebabkan lebih banyak lagi emisi karbon dioksida.

Swedia mendapatkan mayoritas energi listriknya dari pembangkit listrik tenaga air dan tenaga nuklir, strategi bauran energi ini yang menyebabkan Swedia hanya sedikit menghasilkan emisi karbondioksida.

Jika di hitung secara per kapita, Swedia mengonsumsi jumlah yang sangat besar untuk energi listrik dan penggunaan pembangkit listrik tenaga air dan tenaga nuklir membuat Swedia menjadi negara penghasil emisi karbon yang rendah dibanding negara lainnya.

Saat ini terdapat sembilan reaktor nuklir yang beroperasi di Swedia dan menyuplai sekitar 40% dari kebutuhan energi listriknya.

Hanya saja, meskipun Swedia memiliki tingkat emisi karbon dioksida rendah yang disebabkan pemakaian pembangkit tenaga air dan tenaga nuklir, para pecinta lingkungan hidup disana masih terus mendorong pemerintah secara bertahap meninggalkan penggunaan pembangkit listrik tenaga nuklir sejak pertengahan 1970.

Swedia pernah mengadakan referendum terkait pengurangan secara bertahap pemakaian energi nuklir pada 1980 yang menghasilkan penolakan, tetapi belakangan penolakan tersebut dinilai tidak layak dan bertolak belakang terkait dengan kebutuhan energi Swedia.

Pengalaman dunia membuktikan hasil dari studi tersebut, dimana Jerman, satu-satunya negara besar di Eropa yang memutuskan untuk melakukan transisi sumber energi dengan mengurangi penggunaan energi nuklir mengalami peningkatan emisi karbondioksida secara drastis sebagai hasilnya.

Penggunaan pembangkit listrik tenaga nuklir menyumbang kebutuhan energi Jerman sebanyak 29,5% pada 2000 dan pada 2015 menurun menjadi 16%.

Penurunan ini disebabkan penggunaan sumber energi listrik dialihkan kepada pembangkit listrik berbahan bakar batubara, yang sekarang menyumbang 44% dari pemenuhan kebutuhan energi Jerman. Pengalihan inilah yang menyebabkan kenaikan emisi karbon dioksida Jerman sebanyak 28 juta ton per tahunnya.

Penutupan pembangkit listrik tenaga nuklir menyebabkan defisit yang besar terhadap ketersediaan energi nasional di Jerman, selain itu juga menyebabkan kerugian finansial dan memicu kenaikan harga listrik.

Di sisi lain pemerintah Jerman mengamanatkan kebijakan pengalihan penggunaan sumber energi nuklir ke penggunaan sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Namun kebijakan tersebut membutuhkan anggaran yang sangat besar, mencapai hingga US$1,1 triliun.

Akibatnya pemerintah Jerman merencanakan untuk menghentikan secara bertahap penggunaan pembangkit listrik tenaga anginnya yang mencapai kapasitas 6.000 megawatt hingga 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lukas Hendra TM

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper