Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan gula terintegrasi asal India, Maduchon Sugar & Power Industries, berencana mengembangkan kompleks industri gula di Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku.
Kompleks industri gula yang dimaksud yaitu Maduchon akan membangun pabrik gula, sekaligus terintegrasi dengan pabrik ethanol dan akan memproduksi energi listrik terbarukan. Saat ini, tim dari perusahaan tersebut masih merapikan status calon lahan dengan pemerintah daerah setempat.
Representative dari Maduchon Sugar & Power Industries di Indonesia, Siva menyampaikan, perusahaan yang sudah puluhan tahun berdiri di India tersebut berencana menggelontorkan hingga USS120 juta atau sekitar Rp1,61 triliun untuk investasi tahap awal di Saumlaki.
“Kami berencana membangun kawasan kompleks industri gula. Untuk tahap awal, rencana pembangunannya yaitu pabrik gula, pabrik ethanol, dan pembangkit listriknya,” ungkap Siva pada Bisnis, Rabu (15/6/2016).
Secara rinci, Siva mengatakan dia Maduchon berencana membangun pabrik gula dengan kapasitas 5.000 TCD [tones of cane per day],pabrik ethanol dengan kapasitas 65 kilo liter per hari, dan pembangkit listrik dengan menggunakan bygass dengan kapasitas mencapai 26 megawatt.
Siva menjelaskan perusahaannya berminat membangun kompleks industri gula di Indonesia karena menyadari di Tanah Air, impor gula mentah (raw sugar) masih sangat tinggi dengan rata-rata per tahun mencapai 3 juta ton.
Pertimbangan lainnya yang melatarbelakangi minat investasi gula yaitu Maduchon mencatat saat ini pabrik gula hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa dan bagian selatan Sumatera. Padahal, kawasan Indonesia Timur pun memiliki potensi pasar yang sangat besar.
Kendati demikian, dia menggarisbawahi untuk dapat memproduksi gula dengan harga jual yang paling efisien, perusahaannya berminat membentuk kawasan terintegrasi. Rencana tersebut, katanya, diharapkan mendapatkan dukungan baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
“Kami sudah meilhat langsung lokasinya dan tim dari India juga sudah melihat lokasinya di Maluku. Kami menyadari kalau Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mendukung kami dalam melakukan penjajakan lahan,” kata Siva.
Dia menjelaskan sejauh ini, tantangan terbesar para investor asing yang ingin menjajaki investasi di Indonesia adalah persoalan lahan. Jika lahan tersedia, Siva menyebut perusahaannya tidak akan sungkan melakukan penambahan kapasitas produksi baik gula, ethanol, mapun tenaga listrik. Jika terealisasi, pabrik gula di Saumlaki tersebut akan menjadi pemasok gula satu-satunya di Maluku.
Ketua Upaya Khusus Percepatan Investasi Pertanian Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro mengatakan, pihaknya mengarahkan para investor-investor baru baik di sektor gula, peternakan, maupun tanaman pangan, untuk dapat menggarap lahan-lahan di luar Pulau Jawa untuk dapat meratakan pembangunan sesuai arahan Presiden Joko Widodo.