Bisnis.com, JAKARTA - Merespons angka impor jagung untuk bahan baku pakan ternak yang turun drastis menjadi 800.000 ton selama semester pertama tahun ini, Kementerian Pertanian menyebut animo masyarakat untuk menanam komoditas itu pun meningkat.
Pada periode yang sama tahun lalu, impor periode Januari-Juni mencapai 2,5 juta ton. Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Hasil Sembiring menyampaikan karena impor yang dibatasi, harga jagung lokal kini membaik dan permintaannya meningkat.
“Minat petani untuk menanam jagung di mana-mana itu meningkat. Artinya itu ada permintaan yang meningkat dan harganya bagus,” ujar Hasil di Jakarta, Senin (6/6/2016).
Hasil merinci, dari total 1,5 juta hektare alokasi bantuan untuk petani jagung tahun ini, per Mei 2016, pengajuan bantuan dari petani jagung telah menyentuh 423.000 hektare.
Tahun lalu, alokasinya sebesar 1 juta hektare pun telah teralisasi penuh.
Pemerintah menargetkan produksi jagung sebanyak 21,35 juta ton pada 2016 ini. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada 2015 lalu produksi jagung diprediksi mencapai 19,83 juta ton.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman sebelumnya menyampaikan pemerintah menargetkan impor jagung tahun ini ditekan hingga 50% dari realisasi tahun lalu yang mencapai 3,1 juta ton. Tahun depan, impor jagung diharapkan nihil atau tidak terealisasi sama sekali.