Bisnis.com, JAKARTA – Sektor manufaktur Jepang belum menunjukkan pemulihan hingga pertengahan kuartal II/2016 seiring kembali melemahnya produksi dan pesanan baru.
Indeks manufaktur (Purchasing Managers’ Index/PMI) untuk Mei 2016 ada di angka 47,7, melemah dari level April yang sebesar 48.2, yang mengindikasikan penurunan lebih tajam pada sektor manufaktur Jepang.
Amy Brownbill, ekonom Markit, mengatakan efek lanjutan dari gempa bumi di daerah kunci manufaktur Jepang masih terus membebani sektor tersebut. Baik produksi maupun pesanan baru melemah tajam memasuki kuartal II/2016.
“Penurunan permintaan internasional juga memberikan kontribusi terhadap penurunan total pesanan baru, karena ekspor menurun pada laju tercepat sejak Januari 2013,” ujarnya melalui rilis resmi Markit, Rabu (1/6/2016).
Namun, dia menambahkan, ditinjau dari sisi positif, produsen terus mempekerjakan pekerja tambahan, mengindikasikan penurunan mungkin mereda dalam beberapa bulan mendatang.
Selain itu, produsen barang konsumsi mampu mengambil keuntungan dari yen yang lebih kuat terhadap dolar AS, seiring menurunnya biaya impor barang mentah.