Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akhir 2019, PPRO Targetkan Pembangunan Rumah 11.660 Unit

PT PP Properti menargetkan dapat merealisasikan pembangunan perumahan hingga 11.660 unit hingga 2019 mendatang, mendukung komitmen pemerintah untuk menyediakan rumah bagi rakyat.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—PT PP Properti menargetkan dapat merealisasikan pembangunan perumahan hingga 11.660 unit hingga 2019 mendatang, mendukung komitmen pemerintah untuk menyediakan rumah bagi rakyat.

Direktur Utama PTPP Properti Tbk. (PPRO) Taufik Hidayat mengatakan, sejak awal beridiri pada 1991 hingga kini, PPRO telah merealisasikan pembangunan 5.835 unit hunian. Dalam empat tahun mendatang, realisasi tersebut akan meningkat dua kali lipat menjadi 11.660 unit pada 2019.

“Artinya, dalam kaitan dengan pemerintah menyediakan perumahan, PP Properti juga berkontribusi baik untuk perumahan MBR [masyarakat berpenghasilan rendah] maupun non MBR,” katanya, Rabu (1/6/2016).

Taufik mengatakan, untuk perumahan non MBR saat ini misalnya di proyek Gunung Putri Square Bogor, Pavillion Permata Surabaya, dan terbaru di kawasan industri Jababeka yang merupakan proyek joint venture dengan PT Kawasan Industri Jababeka.

Sementara itu, proyek perumahan MBR tersebar di Bekasi, Serpong, Surabaya dan Semarang.

Dirinya mengapresiasi langkah permintah yang terus mendorong pengembang untuk membangun hunian melalui berbagai kebijakan yang positif bagi bisnis properti, antara lain upaya penyederhanaan perizinan, insentif subsidi, penurunan suku bunga dan rencana pelonggaran LTV.

“Meskipun kita tahu ini prosesnya agak lama, tetapi paling tidak ini menjadi angin segar bagi bagi developer,” katanya.

Taufik mengetakan, PPRO akan lebih banyak membangun rumah dengan menyasar segmen menengah dan menengah ke bawah. Pasalnya, segmen tersebutlah yang saat ini paling banyak didorong pembangunannya oleh pemerintah melalui berbagai insentif.

Adapun segmen bawah merujuk pada hunian dengan harga Rp10 juta ke bawah per meter persegi (m2). Sementara itu, segmen menengah ke bawah berkisar pada Rp10 juta hingga Rp15 juta per m2 dan segmen menengah berkisar pada Rp15 juta hingga Rp20 juta per m2.

“Sekarang yang segmen middle up [menengah ke atas] yang Rp20 juta per m2 hanya satu di Surabaya. Kita tidak bermain di segmen premium yang di atas itu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper