Bisnis.com, JAKARTA--Berinvestasi di hulu minyak dan gas memerlukan lebih waktu lebih dari 15 tahun mulai dari eksplorasi hingga menghasilkan.
Manager of Upstream Oil and Gas for South-eastern Asia for Woodmac, Andrew Harwood mengatakan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk sebuah lapangan menghasilkan minyak atau gas yakni lebih dari 15 tahun. Secara umum, di Asia Tenggara membutuhkan 12 sampai 13 tahun.
Sementara, secara global waktunya justru lebih singkat lagi yakni berkisar 7 sampai 8 tahun.
"Di Indonesia, rata-rata waktu yang dibutuhkan dari eksplorasi produksi berdasarkan analisis kami lebih dari 15 tahun," ujarnya di sela acara Focus Group Discussion Indonesian Petroleum Association (IPA) di Hotel Dharmawangsa Jakarta, Selasa (10/5).
Di sisi lain, arah pengembangan hulu migas nantinya ke proyek di laut dan laut dalam. Tentunya, ujar Andrew, risiko lebih harus ditanggung seperti waktu dan biaya yang lebih banyak.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur IPA Ronald Gunawan mengatakan sejak 1970-an, waktu yang dihabiskan untuk berinvestasi di hulu migas cenderung lebih panjang.
Pada 1970-an, katanya, hanya dibutuhkan waktu selama 5 tahun dari waktu eksplorasi hingga lapangan menghasilkan minyak dan gas. Di samping itu, panjangnya waktu tidak diimbangi dengan masa kontrak kerja sama.
Masa kontrak kerja sama, katanya, hanya ditetapkan 30 tahun. Alhasil, waktu untuk memonetisasi lebih terbatas.
Terlebih, perpanjangan kontrak pun harus menanti hingga 2 tahun untuk mendapat persetujuan dari pemerintah.
"Time to production bukan menurun justru bertambah."
Investasi Hulu Migas: Perlu Lebih dari 15 Tahun
Berinvestasi di hulu minyak dan gas memerlukan lebih waktu lebih dari 15 tahun mulai dari eksplorasi hingga menghasilkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Duwi Setiya Ariyanti
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium