Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pusat Berikat Klaim Mampu Tekan Biaya Logistik

Pengelola Pusat Logistik Berikat tahap I mengakui bisnis tersebut mampu menghemat biaya pengeluaran importir dan menurunkan angka dwelling time.
ilustrasi logistik
ilustrasi logistik
Bisnis.com, JAKARTA--Pengelola Pusat Logistik Berikat tahap I mengakui bisnis tersebut mampu menghemat biaya pengeluaran importir dan menurunkan angka dwelling time.
 
Direktur Utama PT Cipta Krida Bahari (CKB) Imam Sjafei menyatakan perusahaannya adalah perusahaan logistik untuk alat berat, minyak dan gas sehingga untuk mendistribusikannya memakai sea freight ataupun air freight.
 
Oleh sebab itu perusahaannya pun tertarik dengan bisnis pusat logistik berikat (PLB) guna menurunkan biaya logistik dan mengalihkan penyimpanan bahan baku dari luar negeri ke gudang dalam negeri.
 
Dengan PLB ini dari turun di pelabuhan dan masuk gudang kami ini waktu yang dihabiskan sekitar dua hari. Saya rasa PLB ini memang menjadi solusi penurunan dwelling time, tutur Imam Sjafei, Jumat (29/4/2016)
 
Setelah membuka PLB di Cakung, Jakarta Timur, rencananya CKB akan membuka PLB selanjutnya di Surabaya, Jawa Timur dan Balikpapan, Kalimantan Timur. Tak hanya itu melihat banyaknya klien perusahaan minyak dan gas maka CKB juga akan membuka PLB di Papua.
 
Program PLB ini secara simulasi bisa kita manfaatkan dari produk PLB ini bisa mendapatkan keuntungan efisiensi sekitar US$4,4 juta per tahun, kata Imam.
 
Meskipun banyak klien yang tertarik dengan PLB, Imam Sjafei mengakui masih banyak pertanyaan dari importir terkait perubahan aturan dari PLB. Menurut Imam, importir masih khawatir akan sejumlah perubahan regulasi yang memayungi PLB dan berpotensi menyebabkan ketidakstabilan bisnis.
 
Misalnya kalau untuk perusahaan multinasional mereka membutuhkan kepastian regulasi, sehingga mereka harus settle dulu dengan regulasinya, tutur Imam.
 
Sejak diresmikan pada Maret 2016 lalu, PLB yang dikelola oleh CKB ini sudah menampung sejumlah produk bahan baku kebutuhan importir yang sebelumnya ada di Singapura dan kini ada di Indonesia.
 
Sementara itu General Manager Commercials PT Cikarang Inland Port (Cikarang Dry Port/CDP) mengatakan rencana pembangunan hub internasional di Indonesia akan mendorong suburnya PLB di Indonesia. Imam mengaku PLB telah mengubah pola perilaku importir. Pasalnya, PLB yang dikelola oleh CDP berbasis kereta api untuk ekspor-impor menghasilkan adanya efisiensi waktu.
 
Kami berharap untuk memberikan efisiensi biaya bagi pelaku bisnis. Di PLB sengaja kami bangun dekat dengan Cikarang Dry Port juga dengan akses kareta, kata Imam.
 
Selanjutnya Imam mengaku masih akan membuka gudang PLB baru pada Mei 2016 untuk mendukung industri tekstil dengan menyediakan bahan baku kapas. Saat ini perusahaan tengah bernegosiasi dengan sejumlah importir kapas dari Eropa dan China untuk mendatangkan barangnya ke PLB.
 
Kini, CDP pun sudah menyiapkan gudang seluas 400.000 meter persegi yang bisa menampung 250.000 ton kapas. Faslitas gudang baru diperkirakan selesai pada Agustus 2016. Dengan demikian, PLB Kapas akan mampu menampung setidaknya 1,25 juta kapas.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper