Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian memprediksi tahun ini produksi jagung dapat mencapai 1,35 juta ton.
Oleh karena itu, impor salah satu komoditas swasembada tersebut ditargetkan dapat turun drastis pada 2016 ini.
Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Pertanian Suwandi menyampaikan kendati menargetkan produkksi jagung tahun ini sebesar 21,53 juta ton, produksi komoditas tersebut diprediksi dapat mencapai sekitar 24 juta ton.
“Sehingga kalau kit alihat neracanya itu akan ada surplus jagung 1,3 juta ton pipilan kering,” ungkap Suwandi saat ditemui di kantornya, Rabu (13/4/2016).
Suwandi menyampaikan ada beberapa upaya yang dilakukan Kementan untuk dapat mengerek produksi jagung di dalam negeri.
Salah satunya adalah pembagian benih gratis pada petani, namun benih tersebut disyaratkan untuk tidak ditanam di lahan eksisting sehingga secara langsung mengerek luas tanam komoditas itu.
Untuk dapat menghindari impor di akhir tahun, Kementan berharap pabrik pakan dapat segera menyerap jagung yang saat ini tengah dipanen petani.
Data lapangan menunjukkan per Maret lalu, ada panen jagung sebanyak 5,2 juta ton dan panen April diprediksi capai 2 juta ton.
Dari data yang diperoleh Bisnis, panen sebanyak 5,2 juta ton jagung pipilan kering tersebut tersebar di beberapa daerah seperti Jawa Timur sebanyak 1,7 juta ton, Nusa Tenggara Timur sebanyak 800.000 ton, Sulawesi Selatan sebanyak 600.000 ton, dan Lampung sebanyak 400.000 ton.
Suwandi memintasaat ini perusahaan pakan ternak yang memiliki lini usaha terintegrasi lainnya seperti produksi ayam usia sehari (day old chicks/DOC) dan vaksinasi, untuk juga dapat membangun mitra dengan para petani jagung sehingga jagung lokal terserap, dan impor berkurang.
“Baru 1,35% petani jagung yang tersentuh dengan pola kemitraan. Kami harap industri membangun mitra dengan petani jagung seperti mereka membangun mitra dengan para peternak kecil untuk memasarkan DOC,” ungkapnya.