Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antisipasi Permintaan Lebaran, Pemerintah Buka Keran Impor Daging

Pemerintah memutuskan untuk menambah pasokan impor daging sebanyak 10 ribu ton ari Australia guna mengantisipasi gejolak harga yang umumnya terjadi pada menjelang puasa hingga usai lebaran.
Pedagang daging sapi melayani pelanggan./Antara-Zabur Karuru
Pedagang daging sapi melayani pelanggan./Antara-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah memutuskan untuk menambah pasokan impor daging sebanyak 10.000 ton ari Australia guna mengantisipasi gejolak harga yang umumnya terjadi pada menjelang puasa hingga usai Lebaran.

Daging yang diimpor yaitu jenis potongan sekunder (secondary cut) dan pemerintah telah menunjuk perusahaan BUMN yang bergerak di sektor peternakan, PT Berdikari, untuk dapat melakukan importasi tersebut. Penambahan ini pun melengkapi kuota impor daging pemerintah tahun ini yang ditetapkan sebanyak 89.687 ton.

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian, Sri Mukartini menyampaikan kebijakan tersebut diputuskan melalui rapat koordinasi di tingkat Kemenko Bidang Perekonomian, Selasa (29/3/2016).

“Untuk mengantisipasi terjadinya gejolak harga, hasil rakor memutuskan Berdikari untuk mengimpor 10.000 ton daging secondary cut dari Australia ini kan dimasukkannya bertahap, nanti akan ada evaluasi apakah perlu ditambah lagi atau tidak,” kata Sri dalam Diskusi Kebutuhan Daging Sapi Jelang Idul Fitri di Jakarta, Rabu (30/3/2016).

Sri menyampaikan pemerintah sedang menunggu surat pengajuan impor dari PT Berdikari. Setelahnya, proses pemberian rekomendasi dan perizinan akan segera diproses untuk segera merealisasikan importasi tersebut.

Menurutnya, volume penambahan impor tersebut akan direalisasikan selama 4 bulan berjalan yaitu April-Agustus tahun ini. Sri menargetkan harga jual daging tersebut di Tanah Air dapat mencapai Rp70.000-Rp80.000, jauh di bawah rata-rata harga daging di pasar saat ini yaitu Rp115.000.

Selain itu, Sri menyampaikan perusahaan yang mengimpor pun tidak tertutup kemungkinan juga memasukkan daging dari Selandia Baru. Yang jelas, lanjut Sri, negara-negara tersebut harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan pemerintah. “Apakah Berdikari berminat juga ambil dari Selandia Baru atau Amerika Serikat, dia bisa memperluas. Kpemerintah sudah punya daftarnya,” ungkap Sri.

Untuk pendistribusian, Sri menyampaikan nantinya PT Berdikari akan melakukan kerjasama dengan dinas terkait di DKI Jakarta dan sekitarnya untuk dapat menyalurkan daging tersebut.

Berdasarkan UU No 41 tahun 2014, Indonesia hanya dapat mengimpor daging dan sapi dari negara-negara yang telah bebas penyakit mulut dan kuku (PMK), yang telah ditetapkan oleh organisasi kesehatan hewan dunia (OIE).

Adapun, permintaan sapi per hari di ibukota yaitu 650-750 ekor per hari. Menjelang haru besar, permintaan rata-rata naik 24%-30% sehingga diperlukan pasokan tambahan.

Bisnis mencatat bukan baru kali ini pemerintah mengambil langlah pemadam kebakaran untuk menyiasati tingginya harga daging saat bulan puasa. Menjelang puasa tahun lalu, pemerintah bahkan membuka impor 29.000 ekor sapi siap potong dan 10.000 ton daging sapi dari Selandia Baru.

Saat dikonfirmasi, Direktur Utama PT Berdikari, Librato El Arif menyampaikan pihaknya belum mendapatkan surat penugasan resmi dari pemerintah. “Hari ini baru akan diadakan pertemuannya,” kata Arif.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper