Bisnis.com, JAKARTA – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia mengkritik penerapan tarif bus Damri di Bandara Soekarno-Hatta.
Dalam siaran pers yang diterima, Senin (28/3/2016), Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengkritik layanan yang diberikan oleh Damri sebagai armada bos yang memonopoli Bandara Soekarno-Hatta.
Monopoli Damri kerap membuat pelayanan dari manajemen tidak jelas. Manajemen hanya menaikkan tarif secara regular. Buruknya pelayanan bus Damri berdampak langsung terhadap citra pelayanan Bandara Soekarno-Hatta.
Menurut pengaduan konsumen dan hasil pengamatan YLKI di lapangan, berikut ini beberapa permasalahan utama performa pelayanan bus Damri ke Bandara Soetta antara lain; jadwal kedatatangan dan keberangkatan yang tidak jelas, sistem ticketing yang masih manual, dan patut diduga ada “permainan”.
YLKI juga mencatat, sopir Damri masih bermental “sopir angkot”, bus berangkat menunggu penumpang penuh, kondisi kabin bus yang kotor, kumal, dan terkesan kumuh karena tidak ada bedanya dengan bus kota. Keluhan konsumen selanjutnya terkait free Wi-Fi yang buruk karena selalu dimatikan, akses hot line service yang tidak jelas karena hanya berupa nomor HP yang jika ditelepon tidak diangkat.
YLKI juga mengaku menerima laporan adanya sopir tembak yang tidak tahu jalan, tidak mempunyai mekanisme penanganan pengaduan, misalnya jika barang konsumen tertinggal, dan bus mogok di jalan, penumpang disuruh turun, tanpa pertanggungjawaban yang jelas.
Akibat performa pelayanan yang buruk tersebut, hal yang sangat mendesak dilakukan oleh Kemenhub dan managemen Angkasa Pura II antara lain;
1. Evaluasi besaran tarif Damri. Managemen Damri tidak bisa senaknya menetapkan tarif tanpa ukuran dan standar yang jelas;
2. Tetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM), baik di perjalanan, kabin bus, pengemudi, dll
3. Buka persaingan yang fair untuk akses ke Bandara Soetta. Pelayanan Damri seenaknya karena monopolistik
4. Buat hot line service dan penanganan pengaduan konsumen yang online, terutama via media sosial
5. Perbaiki rekruitmen pengemudi bus Damri.