Bisnis.com, JAKARTA – Gunas Land atau grup pengembang Vida Bekasi berencana untuk membangun areaseluas 130 hektare menjadi sebuah kawasan hunian terpadu. Kawasan yang diharapkan mampu menghadirkan hunian nyaman yang didukung oleh fasilitas penunjang yang lengkap, dalam konsep master plan tropical urbanism dan sustainable living.
Direktur Vida Bekasi Edward Kusma mengatakan dalam proses pembangunannya, Vida Bekasi mengedepankan pembangunan fasilitas yang dibutuhkan masyarakat perkotaan, misalnya fasilitas pendidikan, kesehatan, olah raga, area komersial, dan tempat ibadah. Warga yang tinggal di Vida Bekasi tidak perlu keluar kawasan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
“Kami berusaha menciptakan kesempatan bagi warga masyarakat untuk belajar beragam aspek kehidupan yang diharapkan akan muncul beragam inspirasi dan ide kreatif yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru, sehingga secara ekonomi kawasan ini akan lebih sejahtera,” katanya dalam siaran pers, Senin (21/3/2016).
Edward menambahkan beragam fasilitas mulai dibangun di beberapa kawasan campuran yang terletak di sepanjang jalur utama Vida Bekasi. Kawasan campuran yang telah mulai pembangunannya antara lain di distrik Bumiwedari yaitu Binus School Bekasi dan area komersial Saraswati Sembilan.
Sedangkan di Bumipala, kawasan campuran yang telah dibangun adalah area komersial, arena sarana olahraga dan rekreasi keluarga, dan pusat kuliner pertama di Bekasi yang menawarkan konsep farm to table berupa olahan hasil kebun yang langsung disajikan ke meja.
Kawasan campuran ini akan melengkapi fasilitas yang sudah ada, yaitu Farm4Life atau kebun organik dan Waste4Change atau pusat pengelolaan sampah secara lebih bertanggung jawab.
“Kami memahami bahwa saat ini kebutuhan dasar tidak hanya terbatas pada hunian saja, tetapi juga harus memenuhi kebutuhan hidup lainnya,” ujar Edward.
Proyek dengan nilai investasi sebesar Rp1 triliun ini, lanjutnya akan terus berusaha mengembangkan fasilitas dengan konsep baru dan inovatif serta terus membuka kesempatan kerjasama dengan berbagai pihak institusi maupun tenaga ahli untuk meningkatkan kualitas kehidupan di Vida Bekasi.
“Ke depannya, kami ingin terus mengembangkan fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat seperti rumah sakit, lifestyle center, art center, pasar modern, masjid, juga fasilitas untuk pengembangan ekonomi kreatif seperti startup center yang saat ini sedang kami persiapkan kehadirannya,” katanya.
Konsep Quality of Life juga mendorong pengembang untuk memperhatikan detil bangunan dan lanskap agar lebih mudah dan nyaman digunakan. Seperti pada penempatan elemen untuk penyandang disabilitas, dan bangku-bangku di sepanjang area pejalan kaki.
Konsep tropical urbanism disadari sebagai tropikalitas Indonesia sehingga bangunan yang ada di Vida Bekasi didesain adaptif terhadap iklim dan lingkungan. Pengembangan kawasan perkotaan yang ‘ramah manusia’ ini sejalan dengan pemikiran Jan Gehl, master planner perkotaan asal Swedia, dalam bukunya ‘Cities for People’.
Model pengembangan perkotaan konsep itu akan menampik pengembangan fisik yang dianggap sebagai solusi masalah perkotaan seperti kemacetan, pemborosan energi dan kepadatan penduduk sehingga hunian seolah lebih melayani mobil dibandingkan manusia.