Bisnis.com, JAKARTA - Perusahan konsultan berskala global Roland Berger mengumumkan strategi penurunan biaya logistik di Indonesia secara cepat melalui penggunaan aplikasi Open Port.
Anthonie Versluis, Kepala Ports Practice di Roland Berger menyatakan Indonesia saat ini masih tercatat sebagai negara dengan biaya logistik terbesar di Asia Tenggara yakni sekitar 30% dari produk domestik bruto (PDB). Salah satu cara mengurangi angka itu dengan aplikasi guna mengefisiensikan biaya.
Padahl di India dan Malaysia hanya 14%, China juga hanya 18%. Perlu ada transformasi pengurangan biaya logistik di industri agar bisa bersaing, caranya dengan Open Port yang mengadopsi smartphone sebagai manajemen logistik baru ujar Anthonie di The Plaza, Jakarta Pusat, Rabu (16/3/2016).
Anthonie mengatakan Indonesia memiliki potensi menekan biaya logistik sebanyak 9% dari PDB pada 2035. Hal itu bisa dicapai jika Indonesia gencar melakukan reformasi industri dan perbaikan infrastruktur. Pemerintah juga disarankan harus membuka kerjasama dengan pihak swasta dalam mengurangi biaya logistik.
Perlu ada pengembangan sistem jaringan pengumpul dan pengumpan (hub-and-spoke) di luar Pelabuhan Tanjung Priok di wilayah Timur Negara, memperbaiki sistem regulasi dan menambah kapasitas jalan dan kereta api saat ini, ungkap Anthonie.
Open Port adalah multi-shipper platform dan terobosan aplikasi mobile untuk menghubungan supir truk. Selama ini biaya logistik angkutan truk mencakup 72% dari biaya logistik transportasi. Oleh sebab itu diperlukan pendekatan pasar yang netral dan transparan untuk menghubungkan pengirim dengan truk pengangkut truk.
"Open Port memudahkan pencarian truk agar tak menghabiskan waktu menunggu truk pengangkut kosong," terangnya.