Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

"Tak Berjodoh" Dengan Jabar, Budidaya Udang Windu Diarahkan ke Luar Jawa

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan mengarahkan optimalisasi budidaya udang windu dilakukan di luar Pulau Jawa dengan indukan hasil breeding dari Jepara yang ditengarai bebas penyakit.
Ilustrasi: udang vaname
Ilustrasi: udang vaname

Bisnis.com, BANDUNG - Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan mengarahkan optimalisasi budidaya udang windu dilakukan di luar Pulau Jawa dengan indukan hasil breeding dari Jepara yang ditengarai bebas penyakit.

Padahal Pemerintah Provinsi Jawa Barat sendiri melalui Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlut) Jawa Barat akan memacu produksi udang windu pada tahun ini guna mendongrak permintaan ekspor ke luar negeri.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto mengatakan strategi pengembangan udang windu dilakukan di daerah di luar Pulau Jawa yang memang menjadi basis produksi komoditas tersebut.

“Prioritas sekarang di luar Pulau Jawa, seperti di Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, begitu juga di Palu [Sulawesi Tengah] cukup banyak, serta di daerah-daerah Sulawesi Barat,” katanya saat ditemui Bisnis di Bandung, Rabu (16/3/2016).

Pihaknya turut mempertimbangkan serapan pasar terhadap komoditas udang windu, contohnya seperti di Kalimantan Timur yang telah masuk pasar mancanegara. “Karena di sana sudah ada pasarnya. Mereka [perusahaan tambak udang] menjual ke Jepang dan Eropa,” ujar Slamet.

Menurut dia, tidak menutup kemungkinan budidaya udang windu dikembangkan di daerah lain yang memang jenis udang lainnya, yakni udang vaname, belum banyak berkembang. “Karena kalau di-mix [dicampur], dikhawatirkan terkontaminasi dan saling tukar menukar penyakit.”

Terkait wilayah, dia memandang kebijakan pembudidayaan udang windu  lebih baik dilakukan di daerah di luar Pulau Jawa. Apalagi udang windu dikenal rentan terhadap penyakit sehingga membutuhkan penanganan khusus yang ditopang luas lahan yang memadai.

Ditjen Perikanan Budidaya merekomendasikan sistem budidaya udang windu menerapkan manajemen klaster ataupun manajemen kawasan, di mana setiap lahan sekitar 5-10 ha, dibatasi oleh sungai untuk memudahkan pengaturan manajemen irigasi dan bio security.

“Seperti misalnya kalau di Jawa Barat, di samping lahannya sudah crowded, pencemaran lingkungannya juga sudah cukup tinggi. Dikembangkan pun [udang windu] akan mudah terkena penyakit.,” papar Slamet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Abdalah Gifar
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper