Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mendorong Perum Bulog untuk dapat menerap 3-4 juta ton gabah selama musim panen atau hingga Mei mendatang. Kementerian Pertanian memprediksi hingga Mei mendatang akan ada panen hingga seluas 6 juta hektare.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan Kementan, Kemendag, dan Perum Bulog akan membentuk tim percepatan penyerapan beras yang dikoordinasikan langsung oleh Kementan. Dengan mempercepat penyerapan, diharapkan harga gabah petani dapat terjaga.
“Semuanya bersinergi untuk melakukan serapan gabah tahun ini. Dalam 2 minggu terakhir kami ke lapangan, menyaksikan harga gabah jatuh hingga Rp3.000 per kilogram. Harga gabah rata-rata di bawah HPP,” kata Amran dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (10/3/2016).
Sebagai gambaran, berdasarkan Inpres no 5 tahun 2015 tentang pengadaan gabah dan beras, harga gabah di tingkat petani yaitu minimal Rp3.600.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, panen selama Maret-Mei yaitu 6 juta hektare atau mencapai 30 juta ton gabah. Artinya, hingga Mei mendatang, akan ada beras hingga 17,8 juta ton beras. Artinya, 22% produksi ditargetkan masuk ke gudang Bulog.
Amran menyampaikan pihaknya optimistis Bulog dapat menyerap produksi hingga 4 juta ton karena tim Kementan di lapangan baik para penyuluh maupun Tim Upsus akan membantu pengadaan yang dilakukan Bulog.
Sementara itu, Dirut Bulog, Djarot Kusumayakti menyampaikan hingga Kamis (10/3), stok Bulog telah menyentuh 1,5 juta ton beras. Stok ini akan terus berjalan sebagai beras yang disalurkan untuk rastera.
“Kalau soal infrastruktur, kami juga kerjasama dengan Pertani dan PT SHS yang juga memiliki pergudangan,” ungkap Djarot.
Adapun, pengadaan Bulog pada tahun lalu yaitu 2,7 juta ton. Tahun ini, Bulog menargetkan penyerapan beras hingga 3,2 juta ton.
Amran menuturkan Bulog harus segera melakukan percepatan pengadaan karena saat ini tengah berlangsung panen raya. Pada umumnya, 60% produksi beras nasional berlangsung selama paruh pertama setiap tahunnya.
Sementara itu, Direktur Pengadaan Perum Bulog, Wahyu menyampaikan pihaknya optimistis dapat mencapai target pengadaan hingga 4 juta ton beras. Kendati demikian, dia mengakui saat ini kondisi panen petani masih terlalu tinggi kandungan kadar airnya.
“Kualitas produksi sekarang ini jauh kualitasnya dari yang ditetapkan sehingga rendemennya [dari gabah kering panen ke beras] bisa di bawah 50% dari biasanya 55%,” terang Wahyu.
Dia mengatakan selain bergantung pada produksi petani, Bulog pun tengah mengembangkan on farm sendiri dengan target tahun ini mencapai 250.000 hektare dengan produktivitas minimal 7 ton per hektare.