Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan mendorong peningkatan pendapatan pembudidaya ikan air tawar dengan cara memproduksi pakan mandiri berbahan baku lokal.
Slamet Soebjakto, Dirjen Perikanan Budidaya KKP mengatakan pihaknya mendorong pembentukan Kelompok Pakan Ikan Mandiri (POKANRI) agar pembudidaya mampu memproduksi pakan ikan yang murah namun tetap bermutu sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).
“Pemanfaatan bahan baku lokal seperti limbah kelapa sawit akan memberikan efek yang luar biasa karena di samping mampu mengurangi biaya pakan, meningkatkan pendapatan pembudidaya, menggerakkan perekonomian daerah, juga mengatasi masalah limbah dari industri kelapa sawit,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Rabu, (9/2/2016)..
Selain pakan mandiri, Slamet mengatakan pihaknya juga mendorong peningkatan produksi ikan-ikan lokal dalam rangka mendukung produksi perikanan dari perairan umum.
Adapun, dia mengajak pembudidaya untuk mengembangkan produksi udang windu, yang saat ini produksinya masih kalaj dengan udang vaname. Pasalnya, dia mengatakan pasar udang windu masih sangat prospektif.
Udang merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan budidaya yang terus didorong untuk ditingkatkan produksinya. Salah satu jenis udang yang merupakan komoditas asli Indonesia adalah udang windu. Udang windu selain memiliki peluang pasar yang masih terbuka lebar, juga memiliki harga yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan udang vaname.
“Angka sementara produksi udang windu pada tahun 2015 mencapai 201.312 ton atau 20 % dari total produksi udang nasional. Produksi udang windu sebagian besar di sumbang dari budidaya dengan sistem tradisional hingga tradisional plus.
Dia mencontihkan sistem budidaya udang di Propinsi Kalimantan Timur ini yang tradisional namun memperhatikan keberlanjutan.
“Ke depan, kami dukung dengan membenahi saluran irigasi di tambak-tambak tradisional tersebut sehingga kontinyuitas produksi udang windu di wilayah ini dapat terwujud”, ujarnya.