Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Kelapa Sawit: Malaysia Dorong Pengembangan Riset Produk Turunan

Pemerintah Malaysia mendorong pelaku usaha kelapa sawit untuk meningkatkan kegiatan pengembangan dan riset produk turunan guna mempertahankan kelangsungan industri.
Buah kelapa sawit/Antara
Buah kelapa sawit/Antara

Bisnis.com, KUALA LUMPUR - Pemerintah Malaysia mendorong pelaku usaha kelapa sawit untuk meningkatkan kegiatan pengembangan dan riset produk turunan guna mempertahankan kelangsungan industri.

Direktur Teknologi Informasi dan Layanan Perusahaan Malaysian Palm Oil Board (MPOB) Burhanuddin A. Salam mengatakan peningkatan produksi akan menjadi fokus utama pengembangan.

"Industri sawit bisa dikatakan bertipe sunset, jadi satu-satunya jalan untuk menyelamatkan adalah dengan memperbanyak riset," kata Burhanuddin kepada Bisnis, Rabu (9/3/2016).

Dia menambahkan industri kepala sawit bertipe sunset karena cepat atau lambat pasti akan meredup. Pebisnis akan lebih melirik pada produk jadinya dibandingkan dengan bahannya, yakni minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).

Pihaknya menilai turunan jadi minyak sawit lebih memiliki nilai tambah yang tinggi. Gliserin sebagai bahan produk kosmetik, biodiesel pengganti bahan bakar fosil, atau minyak goreng lebih banyak menghasilkan profit dibandingkan dengan CPO.

Industri hulu, lanjutnya, mempunyai berbagai masalah mulai dari volatilitas harga sampai gangguan cuaca ekstrem yang menyebabkan penurunan produksi. Terlebih, Negeri Jiran hanya memiliki sedikit lahan tanam dibandingkan dengan produsen sawit lain seperti Indonesia.

Burhanuddin menuturkan teknologi yang dibutuhkan dalam pengembangan produksi turunan cukup tinggi. Perlu adanya riset dan sumber daya yang mumpuni untuk mewujudkan hal tersebut.

Pengembangan riset dinilai penting mengingat sejumlah kendala yang menghambat produksi CPO seperti el nino. Produktivitas kelapa sawit menjadi tidak optimal akibat kurangnya pasokan air tanah yang disebabkan cuaca panas ektrem.

Kendati MPOB belum menciptakan varietas kelapa sawit yang tahan cuaca panas, tetapi terdapat cara lain. Pelaku usaha kelapa sawit bisa menanam rumput di sekitar lahan guna menciptakan cadangan air tanah.

Sementara itu, salah satu pendiri Olam International Ltd Sunny Verghese menuturkan fenomena perubahan iklim telah nyata. Menurutnya, sudah banyak penemuan ilmiah yang menguatkan dalil tersebut.

"Sebanyak 90% fenomena perubahan iklim bisa mengurangi produksi hasil agrikultur sekitar 20%," kata Verghese dalam Bursa Malaysia Palm and Lauric Oils Conference.

Berdasarkan catatan statistik Food and Agricultural Organization (FAO), nilai produksi agrikultur dunia pada 2014 mencapai US$5,9 triliun. Jika ketahanan pangan terus terjaga, pebisnis harus mampu menciptakan produksi yang berkelanjutan.

Sejumlah perusahaan sawit mengklaim telah melakukan produksi yang berkelanjutan, salah satunya dengan cara zero burning. Kepala Riset dan Penasehat Perkebunan Sime Darby Abdul Razak mengklaim telah menerapkan cara tersebut sejak 1985.

"Tanaman yang sudah tidak produktif kami tumbangkan dan dicangkul menggunakan eskavator bersama dengan tanahnya," kata Abdul.

Setelah itu, tanah harus disiram dengan air dan didiamkan selama dua bulan sebelum ditanami kembali dengan bibit baru. Cara tersebut lebih ramah lingkungan kendati membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Dia memperkirakan biaya zero burning sebesar Rp300.000 per pokok tanaman. Biaya tersebut memang tidak bisa ditanggung oleh petani plasma.

Perusahaan sawit Malaysia, imbuhnya, terbiasa melakukan cara tersebut dibandingkan dengan membakar guna mengurangi risiko kebakaran hutan maupun polusi udara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper