Bisnis.com, DENPASAR - Rencana PT Pelindo III Cabang Benoa membuka layanan petikemas internasional ekspor dan impor melalui Pelabuhan Benoa molor dari jadwal yang direncanakan pada Februari 2016.
Manajer Operasional dan Komersial Pelindo III Cabang Benoa Purwanto Wahyu Widodo menuturkan belum dibukanya jalur pengapalan internasional itu, karena masih menunggu tawaran tarif dari perusahaan pengiriman peti kemas.
"Sejauh ini dari PT Meratus belum mengajak diskusi kami dengan kantor pusat. Biasanya dari kantor pusat dan cabang jadi satu mengenai penetapan tarif," ujarnya Selasa (1/3/2016).
Dia mengakui, tidak bisa mendesak, karena masalah tarif kewenangannya berada di pusat. Kendati belum berjalan, Purwanto menyatakan pengiriman petikemas tujuan Singapura selama ini sudah berjalan, tetapi untuk sementara melalui Surabaya.
Begitu tarif sudah ditetapkan, Purwanto memastikan layanan itu akan langsung diterapkan di pelabuhan terbesar di Bali tersebut. Pihaknya mengaku sebelumnya sudah melakukan sosialisasi kepada pelaku logistik seperti Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Bali.
BPS
BPS Bali mencatat nilai ekspor dari Bali pada Januari hanya US$17,5 juta atau 46,19% dari total ekspor senilai US$37,86 juta. Nilai itu lebih rendah jika dibandingkan dengan ekspor barang dari Bali melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya yang mencapai US$19,7 juta atau 51,96% dari total ekspor.
Hal itu terjadi, dikarenakan pengusaha dari Pulau Dewata memilih mengapalkan logistiknya melalui Surabaya dengan pertimbangan harga lebih murah.
Sebelumnya, rencana pembukaan jalur pengiriman peti kemas Benoa-Singapura akan dibuka mulai akhir Februari. Pelindo III Cabang Benoa menilai pembukaan jalur baru ini akan dapat menarik minat eksportir, karena potensinya yang sangat besar terutama banyaknya eksportir kerajinan di Pulau Dewata.
Pembukaan jalur internasional ini diyakini akan berdampak positif terhadap pelaku ekonomi sehingga dampaknya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Jalur pengiriman langsung tersebut dipercaya dapat memangkas biaya logistik ekspor impor dibandingkan jika melalui jalur darat dari Bali menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Dukung
Ketua ALFI Bali Bagus John Sujaya mendukung rencana Pelindo III Benoa, dan siap mengarahkan anggotanya untuk memanfaatkan fasilitas terbaru itu. Namun, dengan syarat tarif yang dikenakan masih terjangkau, bahkan jika memungkinkan lebih murah dari saat ini.
Mereka meminta jadwal keberangkatan masih agar ada jaminan barang yang dikirim dapat tiba di negara tujuan lebih cepat.
Selama ini, kata Bagus, pelaku logistik memilih jalur pengiriman dari Surabaya dikarenakan ongkosnya lebih murah dan lebih cepat serta ada kepastian.
"Sekarang ini kenapa banyak anggota memilih jalur darat, karena waktunya setelah dihitung lewat Surabaya lebih cepat dan jatuhnya harga lebih murah daripada lewat sini baru ke Surabaya," jelasnya.
Akan lebih baik, menurutnya, rencana jalur internasional itu cepat direalisasikan agar segera membantu pelaku jasa pengiriman. Apalagi, lalu lintas melalui jalur Denpasar-Gilimanuk sangat padat dan membahayakan kendaraan truk besar dikarenakan cukup sempit.