Bisnis.com, JAKARTA – Maskapai penerbangan murah Citilink mengakui pada Januari-Februari tahun ini bisnis penerbangan domestik mengalami pelemahan karena low season yang mengakibatkan rendahnya tingkat keterisian penumpang.
Direktur Utama PT Citilink Indonesia Albert Burhan mengatakan low season tahun ini sangat berdampak pada penurunan jumlah penumpang dan menyebabkan delay penerbangan di sejumlah daerah.
Dia pun berpandangan, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) telah mengakibatkan sejumlah pelaku usaha melaukan efisiensi, salah satu caranya dengan menutup beberapa pabrik di Indonesia.
“Tahun ini sudah terasa dampaknya di Balikpapan, di Kalimantan, di Batam juga, karena mungkin banyaknya pabrik yang direlokasi dari Indonesia, ini efek dari Masyarakat Ekonomi Asean,” tutur Albert, Selasa (1/3).
Albert menerangkan, tahun ini Citilink masih beruntung karena bisa mempertahankan prestasi dengan menaikkan jumlah penumpang year on year (y-o-y) sebanyak 20% dari tahun lalu.
Meskipun begitu, Albert tak menampik bahwa bisnisnya mulai mengalami penurunan total market dan tingkat keterisian atau load factor sehingga memerlukan antisipasi penyesuaian penerbangan.
Menurunnya harga minyak juga memberikan pelemahan industri penerbangan awal tahun ini. Bagaimanapun juga, Albert mengakui jika sektor minyak sangat berpengaruh pada bisnis penerbangan.
“Harga fuel murah itu berdampak pada maskapai karena uang yang beredar sedikit, nah kalau uang yang beredar saja sedikit aktivitas ekonomi menurun, penerbangan juga melemah,” kata Albert.