Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HOLDING BUMN : Enam Holding Dikaji, Dua Holding Didahulukan

Pemerintah mengindikasikan untuk mempercepat pembentukan dua holding BUMN, yakni sektor konstruksi pembangunan jalan tol dan pertambangan, dari enam holding yang dikaji untuk dibentuk dalam waktu dekat.
Menteri BUMN Rini Soemarno/Antara
Menteri BUMN Rini Soemarno/Antara
Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mengindikasikan untuk mempercepat pembentukan dua holding BUMN, yakni sektor konstruksi pembangunan jalan tol dan pertambangan, dari enam holding yang dikaji untuk dibentuk dalam waktu dekat.
 
Rini Soemarno, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengatakan pembentukan holding BUMN konstruksi adalah yang paling didahulukan sebagai upaya memberikan tambahan kemampuan pendanaan untuk pembangunan jalan tol di sejumlah wilayah Indonesia.
 
“Kita akan konsentrasikan lebih dulu ke yang membangun jalan tol. Karena memang kita membutuhkan betul pembiayaan untuk pembangunan jalan tol di Sumatera, Kalimantan, di Jawa sendiri, begitu juga di Sulawesi,” katanya di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (29/2/2016).
 
Sejumlah BUMN yang saat ini mengelola proyek jalan tol saat ini, antara lain PT Hutama Karya (Persero), PT Jasa Marga (Persero) Tbk., dan PT Waskita Karya Tbk. Pembentukan holding diharapkan dapat memperkuat permodalan sehingga BUMN nantinya tidak perlu bergantung dengan Penyertaan Modal Negara (PMN).
 
Tahun lalu, Hutama Karya diketahui mendapatkan guyuran PMN sebesar Rp3,6 triliun dan Waskita Karya Rp3,5 triliun untuk pembangunan jalan tol, yang menjadi salah satu prioritas pemerintah.
 
Kendati demikian, Rini enggan merinci perusahaan yang nantinya akan ditunjuk menjadi pemimpin dalam holding konstruksi.
 
Berbeda dengan holding sektor pertambangan, dia menyatakan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) bakal ditunjuk menjadi leader holding. Di sektor ini, sejumlah BUMN yang bakal terlibat adalah PT Aneka Tambang Tbk., PT Timah Tbk., dan PT Bukit Asam Tbk.
 
Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengatakan dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo, pembentukan holding prioritas tahun ini diutamakan bagi sektor yang paling mudah dilakukan.
 
Secara total, Basuki mengatakan ada enam holding yang bakal dikaji untuk didahulukan, yakni holding BUMN energi, jalan tol, pertambangan, perbankan, jasa konstruksi dan rekayasa serta perumahan.
 
“Sarannya tadi yang mudah dulu, ada enam itu,” katanya.
 
Pramono Anung, Sekretaris Kabinet mengatakan dalam jangka panjang holding BUMN diharapkan dapat menjadi kekuatan baru seperti Group Temasek di Singapura.
 
Presiden Jokowi, katanya, meminta pembentukan holding dilakukan secara hati-hati dengan memperhatikan sinergi antar BUMN.
 
“Presiden sampaikan jangan sampai terjadi tarik menarik korporasi semakin kuat dan semuanya hanya ego sektoral. Ini sudah waktunya untuk efisiensi dengan era serba kompetisi,” jelasnya.
 
Sebelumnya, dalam salinan dokumen Kementerian BUMN yang didapat Bisnis, pemerintah tengah menyiapkan sekitar 15 holding BUMN dalam kurun 2015-2019 sebagai upaya menjadikan BUMN garda terdepan dalam pembangunan nasional.
 
Holding BUMN yang disiapkan antara lain, sektor pariwisata, logistic, pangan, perkebunan, pupuk, farmasi, pelabuhan, konstruksi dan infrastruktur, konektivitas, tambang, pertahanan strategis, reasuransi, industri berat, asuransi umumm perbankan dan jasa survei

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Irene Agustine

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper